KOMPAS.com - Tampilan Google Doodle hari ini, Senin (29/6/2020), adalah subak--sistem irigasi tradisional sawah di Bali.
Dari sisi estetika, subak memiliki pemandangan yang indah, sehingga banyak orang ingin sekadar melihat dan berfoto.
Terlebih, keberadaan subak di Bali--salah satu destinasi wisata di Indonesia--membuatnya jadi salah satu tempat tujan para wisatawan. Subak Jatiluwih, Tabanan, adalah contohnya.
Banyak hal yang menjadikan subak Jatiluwih sohor, salah satunya adalah soal predikat dari UNESCO.
Baca juga: Yuk, Kenal Lebih Dekat 5 Situs Warisan Dunia di Indonesia, Borobudur hingga Subak Bali
Predikat dari UNESCO
Pada tahun 2017, kepada Kompas.com, I Gde Pitana, saat itu menjabat Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, mengungkapkan, Subak Jatiluwih adalah warisan budaya tak benda yang ditetapkan UNESCO pada tahun 2012.
Adapun perjalanan menjadikan subak Jatiluwih sebagai warisan budaya tak benda dimulai pada tahun 2003.
Menurut Pitana, ada empat unsur penting mengapa subak Jatiluwih mendapatkan predikat tersebut.
Baca juga: Subak di Jatiluwih Menjadi Daya Tarik Wisata
Pertama subak Jatiluwih terbilang masih asli dan asri jika dibandingkan subak lain di Bali yang banyak dibatasi taman beton (bangunan).
Kedua, varietas padi yang ditanam di subak Jatiluwih adalah varietas lokal yakni padi bali merah. Ketiga, secara estetika pemandangan subak Jatiluwih juga terlihat indah.
Keempat, subak Jatiluwih masih mengikuti aturan tradisional dalam melestarikannya. Karena subak inilah Desa Jatiluwih juga menjadi desa wisata yang telah ditetapkan sejak tahun 1993.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.