KOMPAS.com – Bersepeda merupakan salah satu moda transportasi utama di Denmark, baik saat pergi ke kantor, berbelanja, atau ke acara sosial.
Mengutip Denmark.dk, bisa dikatakan, sepeda adalah sahabat baik warga Denmark. Terlebih pada kota-kota besar yang memiliki jaringan jalur sepeda.
Warga Denmark mengendarai berbagai macam tipe sepeda. Mulai ari sepeda balap, hingga sepeda kargo besar yang sering digunakan untuk mengangkut barang, atau anak-anak.
Pada jam sibuk, jalur sepeda di Copenhagen bisa seramai lalu lintas mobil di bagian bumi lain.
Baca juga: Wisata ke Denmark Cocok untuk Pecinta Sepeda
Sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu
Budaya bersepeda di Denmark sama tuanya dengan sepeda itu sendiri. Sepeda pertama kali diperkenalkan di sana pada 1880-an.
Selama 1920-an dan 1930-an, sepeda menjadi simbol kesetaraan dan kebebasan yang meluas.
Masyarakat dari berbagai kelas sosial mulai berpeda secara beriringan di perkotaan menuju tempat kerja, dan bersepeda pada hari libur di pedesaan.
Meningkatnya kemakmuran pada akhir 1950-an membuat warga Denmark mengganti sepeda dengan moped (motor berpedal) dan mobil.
Baca juga: Suka Duka Bersepeda di Copenhagen...
Sama seperti rekan mereka di seluruh dunia, perencana kota Denmark percaya bahwa masa depan milik mobil, truk, dan jalan raya yang semakin luas.
Namun pada awal 1970-an, krisis minyak Timur Tengah mengakhiri perkembangan tersebut. “Car Free Sundays” pun diperkenalkan di Copenhagen.
Alhasil, banyak protes yang menuntut bahwa seluruh jalan di Copenhagen bebas mobil. Stroget, jalan utama untuk pertokoan di Copenhagen, menjadi jalur khusus pejalanan kaki pada 1962.
Seiring waktu, kekhawatiran akan polusi udara, perubahan iklim, dan kebutuhan bagi para pekerja kantoran untuk mendapatkan olahraga yang cukup membuat sepeda kembali.
Baca juga: Nasi Uduk, Bekantan, dan Lembah Baliem di Kota Herning, Denmark...
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.