Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Fakta Seputar Istano Basa Pagaruyung yang Didatangi Gordon Ramsay

Kompas.com - 01/07/2020, 09:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Istano Basa Pagaruyung yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, kembali mencuri perhatian setelah koki kenamaan dunia, Gordon Ramsay berkunjung ke sana.

Pada acara yang ditayangkan di National Geographic Channel--Gordon Ramsay: Uncharted--Gordon tampak disambut upacara tradisional Minang yang digelar di Istano Basa Pagaruyung.

Di sana, ia juga disambut oleh William Wongso, pakar kuliner legendaris Indonesia. Keduanya berjalan masuk ke istana dan menikmati jamuan makan.

Baca juga: Perjalanan Gordon Ramsay Bikin Rendang, Blusukan ke Pasar sampai Masak Bareng William Wongso

Lantas, seperti apa fakta seputar Istana Pagaruyung yang ramai dibicarakan warganet setelah Gordon Ramsay berkunjung?

Berikut Kompas.com rangkum fakta seputar Istana Basa Pagaruyung, Sumatera Barat

Berawal dari Kerajaan Pagaruyung

Istano Basa Pagaruyung merupakan sebuah istana yang menjadi sisa peninggalan Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat.

Sayangnya, belum ada informasi pasti kapan berdirinya Istana ini, begitu juga dengan sejarah berdirinya Kerajaan Pagaruyung.

Diberitakan Kompas.com, 22 Juni 2013, dalam judul "Pagaruyung, Simbol Perekat Nusantara", menuliskan, Pusat Kerajaan Malayapura yang dipindah Adityawarman ke wilayah Saruaso di Kabupaten Tanah Datar, diduga berdekatan dengan Istana Silinduang Bulan sebagai marwah Kerajaan Pagaruyung.

Namun, kerajaan tersebut pada mulanya bukanlah Pagaruyung seperti yang kini dikenal.

Baca juga: Sumbar Buka Pariwisata, Ini Rekomendasi 10 Tempat Wisatanya

Dosen sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Padang, Muhammad Nur mengatakan, Pagaruyung kemungkinan berasal dari dua suku kata, yakni "paga" yang berarti pagar, dan "ruyung" yang berarti batang pohon enau yang mengeras karena sudah tua.

Kendati demikian, sekali lagi, catatan sejarah tak menyajikan fakta dan bukti mengenai periode setelah Adityawarman hingga munculnya Sultan Alif sebagai Raja Pagaruyung I pada abad XVI.

 

Istana Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat merupakan destinasi wisata budaya yang banyak dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran 2017. AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Istana Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat merupakan destinasi wisata budaya yang banyak dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran 2017.

Bukan bangunan asli

Istano Basa Pagaruyung yang berdiri saat ini bukanlah bangunan aslinya. Bangunan aslinya berada di Bukit Batu Patah.

Bangunan istana yang asli habis terlahap api. Beruntung, beberapa benda peninggalan masih ada yang terselamatkan dan disimpan dengan baik.

Bangunan istana yang berdiri di Tanah Datar ini juga tak kalah menarik dan megah seperti bangunan aslinya.

Sempat terbakar pada 2007

Istana Basa Pagaruyung ini sempat terbakar pada tahun 2007 dan telah mengalami renovasi oleh pemerintah daerah setempat.

Baca juga: Pagaruyung, Simbol Perekat Nusantara

Setelah selesai tahapan renovasi, pemerintah setempat menjadikan bangunan Istana Pagaruyung sebagai cagar budaya untuk mengenal tentang Kerajaan Minangkabau.

Para peserta Tour de Singkarak (TdS) 2014 makan Bajamba atau makan bersama di Museum Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (9/6/2014).SENDY ADITYA SAPUTRA Para peserta Tour de Singkarak (TdS) 2014 makan Bajamba atau makan bersama di Museum Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (9/6/2014).

Jadi tempat istirahat dan makan bersama para atlet Tour de Singkarak

Istana Pagaruyung merupakan salah satu tempat wisata menarik di Sumatera Barat. Tak heran, bangunan ini menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Salah satu contohnya, Istana Pagaruyung sempat menjadi tempat singgah para atlet sepeda dalam acara Tour de Singkarak 2014.

Baca juga: Makan Bajamba di Museum Istano Basa Pagaruyung

Para atlet disambut makan Bajamba atau makan bersama di Museum Istana Basa Pagaruyung pada 9 Juni 2014.

Mereka disambut dengan tari-tarian khas Minang lalu dipakaikan sarung khas corak Sumatera Barat sebelum masuk istana.

 

Peserta Tour de Singkarak (TdS) 2014 disambut dengan tarian khas Minang sebelum memasuki Istano Basa Pagaruyung, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (9/6/2014).SENDY ADITYA SAPUTRA Peserta Tour de Singkarak (TdS) 2014 disambut dengan tarian khas Minang sebelum memasuki Istano Basa Pagaruyung, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (9/6/2014).

Setiap tingkatan bangunan beda fungsinya

Istana Pagaruyung memiliki tiga tingkat dalam bangunannya dengan masing-masing fungsi berbeda.

Tingkat paling bawah adalah tempat aktivitas utama pemerintahan berupa sebuah ruang besar yang melebar dengan area khusus sebagai singgasana raja di bagian tengahnya.

Pada sisi kiri dan kanan ruangan terdapat sebuah ruangan kamar. Sementara itu bagian belakang singgasana terdapat tujuh buah kamar sebagai tempat bagi para putri raja yang telah menikah.

Baca juga: 4 Hal Istimewa Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Tanpa Kubah

Tingkat kedua adalah ruang aktivitas bagi para putri raja yang belum menikah. Ruangan ini sama besarnya dengan ruangan utama.

Sementara ruangan yang teratas merupakan tempat raja dan permaisurinya bersantai sembari memandangi kondisi sekitar istana. Ruangan ini dikenal dengan anjung peranginan.

Ruang tersebut memiliki sejumlah koleksi senjata pusaka asli kerajaan yang masih tersisa seperti tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda.

Pengunjung bisa sewa pakaian adat Minang

Siapa saja yang berkunjung ke Istana Pagaruyung dapat menyewa pakaian adat Minang sembari belajar seputar Kerajaan Pagaruyung.

Jika berkunjung ke sini, kamu akan merasakan atmosfer kerajaan Minang dengan memakai pakaian adat Minang yang didominasi warna merah, hitam, dan kuning.

Warna-warna tersebut melambangkan wahana tigo atau tiga wilayah Minangkabau Museum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com