Beda Pacu Jawi dengan Karapan Sapi di Madura
Banyak yang mengira perlombaan balapan sapi yang dikenal dengan nama Pacu Jawi di Tanah Minang sama dengan Karapan Sapi di Madura. Padahal, keduanya sangat berbeda.
Perbedaan mencolok terlihat dari lahan yang digunakan. Karapan Sapi menggunakan tanah datar sebagai arena, sedangkan Pacu Jawi menggunakan area sawah yang sudah basah.
Baca juga: Nikmati Kemeriahan Lebaran di Tanah Datar, dari Pacu Jawi hingga Pasar Van der Capellen
Hal ini yang membuat ajang lomba fotografi Pacu Jawi terasa lebih menarik karena lebih dramatis dan mampu menghasilkan momen terbaik.
Filosofi Pacu Jawi
Pacu Jawi tidak hanya sekadar perlombaan balapan sapi biasa. Tradisi ini juga memiliki filosofi yang unik yaitu menjadi penggambaran bahwa pemimpin dan rakyat bisa berjalan bersamaan.
Hal ini lah yang menjadi arti mengapa sapi yang dipakai untuk Pacu Jawi ada dua ekor. Selain itu, pemenang yang ditentukan juga tidak ditentukan dari siapa yang tercepat, melainkan yang bisa berlari lurus akan mendapat nilai tertinggi.
Pacu Jawi juga memiliki keunikan lainnya yaitu tidak adanya lawan dalam perlombaan. Konon, cara ini dibuat agar tidak terjadi taruhan yang kerap ada pada saat balapan.
Joki dibekali alat bajak pacu terbuat dari bambu
Pada acara lomba Pacu Jawi, hal yang paling mencolok adalah jokinya. Joki sapi dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak ketika lomba dimulai.
Usut punya usut, alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang biasa digunakan petani untuk membajak sawahnya.
Baca juga: Istano Basa Pagaruyung dan Pacu Jawi Andalan Tanah Datar
Joki menggigit ekor sapi, mengapa?
Selain itu, joki juga tampak mengendalikan sapinya dengan cara menggigit ekor sapi. Jika kamu teliti ketika melihat perlombaan ini, maka akan melihat hal tersebut sering dilakukan para joki.
Bukan tanpa alasan, dengan menggigit ekor sapi, para joki bertujuan untuk semakin mengencangkan laju dari sapinya. Dalam kata lain, semakin kuat ekor sapi digigit, maka semakin kencang sapi berlari.
Diiringi alunan musik Minang
Keunikan lain pada saat Pacu Jawi adalah adanya iringan musik khas Minang selama berlangsungnya lomba.
Ketika seseorang datang untuk melihat Pacu Jawi, maka ia tidak akan merasakan kesepian karena acara memang berlangsung meriah. Terlebih dengan adanya iringan musik Minang mengalun untuk memeriahkan acara.
Jadi ajang festival kuliner atau pasar rakyat
Tak hanya sebagai ajang festival budaya, Pacu Jawi juga menjadi ajang bagi warga setempat untuk menjajakan makanan khas Minang.
Setiap pengunjung Pacu Jawi dapat menjajal dan menikmati berbagai makanan khas Minang yang tersedia di sekitar arena balap.
Sekitar arena Pacu Jawi sering menjadi tempat warga membuka pasar rakyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.