Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Rusak Kepercayaan Wisatawan, Protokol Kesehatan Harus Berjalan

Kompas.com - 09/07/2020, 07:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut era new normal, beberapa sektor usaha pariwisata mulai kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut hal ini sebagai pembukaan secara bertahap.

Kendati demikian, Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar mengatakan, pembukaan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif secara bertahap perlu dilakukan dengan hati-hati.

Baca juga: Pariwisata Bali Akan Dibuka untuk Wisatawan Nusantara pada 31 Juli

"Memang pembukaan usaha parekraf secara bertahap dapat menggerakkan kembali sektor parekraf karena sektor ini lah yang paling terdampak Covid-19. Namun hal ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati," kata Kurleni dalam acara Sosialisasi Kebijakan dan Simulasi Protokol Kesehatan Bagi Industri Parekraf di Masa Covid-19, Rabu (8/7/2020).

Oleh karena itu, lanjutnya, para pelaku usaha parekraf harus melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) 382/2020 sebagai protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 agar tidak terjadi episenter atau cluster baru.

Selain itu, dirinya juga menyebut penerapan protokol kesehatan membutuhkan disiplin yang tinggi dari semua orang baik pemilik, pekerja, pelanggan, dan masyarakat juga para pengawas.

Baca juga: Selama PSBB DKI Jakarta, 134 Usaha Pariwisata Lakukan Pelanggaran

Menurutnya, pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di beberapa tempat atau fasilitas umum masih tidak efektif.

Ilustrasi Pariwisata IndonesiaDokumentasi Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi Pariwisata Indonesia

"Pada saat KMK ini diluncurkan, saya mengunjungi beberapa tempat memang protokolnya diterapkan, memang saat itu protokolnya dilakukan. Namun seminggu kemudian ketika saya berkunjung kembali, protokol ini sudah rusak, sudah lupa mengukur suhu tubuh. Semua sudah menganggap ini sebagai satu hal yang biasa, ini yang jadi bahaya," jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa kondisi yang diakibatkan pandemi saat ini merupakan hal yang tidak normal. Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara disiplin.

"Ini kondisi tidak normal, jadi perlu disiplin bagi semua orang untuk menerapkan hal tersebut," terangnya.

Salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan sektor pariwisata untuk bangkit di tengah situasi new normal dan pasca pandemiDok. Kemenparekraf Salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan sektor pariwisata untuk bangkit di tengah situasi new normal dan pasca pandemi

Pariwisata adalah bisnis kepercayaan

Ia pun menuturkan bahwa pariwisata adalah bisnis yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional.

Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan rasa aman, sehat dan nyaman untuk membangun kembali kepercayaan tersebut.

Baca juga: Pariwisata Garut Siap Terima Turis, Cukup Ukur Suhu Tubuh Saja

"Jangan sampai ada penularan baru di tempat wisata. Sekali ini terjadi, usaha pariwisata akan hancur. Akan susah wisatawan menerima kembali pariwisata," tegasnya.

Ia pun berharap, pada saat daerah membuka usaha parekraf kembali, pengawasan dan penegakkan protokol kesehatan dapat dijalankan sebaik-baiknya.

Alasannya tak lain, menurutnya, jika protokol ini diterapkan dengan disiplin dan seketat mungkin, pariwisata Indonesia bisa saja bangkit kembali serta memberi nafas bagi sektor riil.

"Sehingga sektor parekraf dapat segera bangkit dan sektor riil dapat bernafas kembali. Mari kita jaga kesehatan, terapkan protokol. Mari jaga Indonesia, mari kita bangkit kembali. Semoga pariwisata Indonesia bisa pulih kembali," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com