JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut era new normal, beberapa sektor usaha pariwisata mulai kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut hal ini sebagai pembukaan secara bertahap.
Kendati demikian, Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Kurleni Ukar mengatakan, pembukaan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif secara bertahap perlu dilakukan dengan hati-hati.
Baca juga: Pariwisata Bali Akan Dibuka untuk Wisatawan Nusantara pada 31 Juli
"Memang pembukaan usaha parekraf secara bertahap dapat menggerakkan kembali sektor parekraf karena sektor ini lah yang paling terdampak Covid-19. Namun hal ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati," kata Kurleni dalam acara Sosialisasi Kebijakan dan Simulasi Protokol Kesehatan Bagi Industri Parekraf di Masa Covid-19, Rabu (8/7/2020).
Oleh karena itu, lanjutnya, para pelaku usaha parekraf harus melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) 382/2020 sebagai protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 agar tidak terjadi episenter atau cluster baru.
Selain itu, dirinya juga menyebut penerapan protokol kesehatan membutuhkan disiplin yang tinggi dari semua orang baik pemilik, pekerja, pelanggan, dan masyarakat juga para pengawas.
Baca juga: Selama PSBB DKI Jakarta, 134 Usaha Pariwisata Lakukan Pelanggaran
Menurutnya, pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di beberapa tempat atau fasilitas umum masih tidak efektif.
"Pada saat KMK ini diluncurkan, saya mengunjungi beberapa tempat memang protokolnya diterapkan, memang saat itu protokolnya dilakukan. Namun seminggu kemudian ketika saya berkunjung kembali, protokol ini sudah rusak, sudah lupa mengukur suhu tubuh. Semua sudah menganggap ini sebagai satu hal yang biasa, ini yang jadi bahaya," jelasnya.
Ia menegaskan, bahwa kondisi yang diakibatkan pandemi saat ini merupakan hal yang tidak normal. Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara disiplin.
"Ini kondisi tidak normal, jadi perlu disiplin bagi semua orang untuk menerapkan hal tersebut," terangnya.
Pariwisata adalah bisnis kepercayaan
Ia pun menuturkan bahwa pariwisata adalah bisnis yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional.
Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan rasa aman, sehat dan nyaman untuk membangun kembali kepercayaan tersebut.
Baca juga: Pariwisata Garut Siap Terima Turis, Cukup Ukur Suhu Tubuh Saja
"Jangan sampai ada penularan baru di tempat wisata. Sekali ini terjadi, usaha pariwisata akan hancur. Akan susah wisatawan menerima kembali pariwisata," tegasnya.
Ia pun berharap, pada saat daerah membuka usaha parekraf kembali, pengawasan dan penegakkan protokol kesehatan dapat dijalankan sebaik-baiknya.
Alasannya tak lain, menurutnya, jika protokol ini diterapkan dengan disiplin dan seketat mungkin, pariwisata Indonesia bisa saja bangkit kembali serta memberi nafas bagi sektor riil.
"Sehingga sektor parekraf dapat segera bangkit dan sektor riil dapat bernafas kembali. Mari kita jaga kesehatan, terapkan protokol. Mari jaga Indonesia, mari kita bangkit kembali. Semoga pariwisata Indonesia bisa pulih kembali," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.