Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kesulitan Museum Terapkan Protokol Kesehatan New Normal

Kompas.com - 09/07/2020, 12:44 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi virus corona (Covid-19) membuat seluruh sektor dalam industri pariwisata menyusun dan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah adanya penyebaran virus.

Salah satu sektor pariwisata yang menerapkan protokol adalah museum. Protokol kesehatan merupakan hal penting selama era new normal, jika museum ingin beroperasi kembali

Namun, menerapkan protokol kesehatan di museum bukan perkara mudah. Salah satu contohnya adalah yang dialami oleh petugas di Museum Volkenkunde, Belanda.

“Para petugas menghabiskan lebih banyak waktu dari biasanya untuk memberikan informasi seputar protokol kesehatan yang ada,” kata Head of Exhibitions National Museum of World Cultures, Anne Marie Woerlee, dalam webinar bertajuk “Prospect of Reopening of Museums in the New Normal”, Rabu (8/7/2020).

Baca juga: Bagaimana Teknologi Digital Bantu Museum pada Masa Pandemi?

Woerlee menuturkan, mereka tidak memiliki banyak regulasi bagi calon wisatawan pada era new normal. Regulasi yang ada pun tertera secara daring saat calon wisatawan melakukan pemesanan tiket.

Sebelum memasuki area museum, calon wisatawan pun paham bahwa mereka harus mencuci tangan.

Namun, mereka tetap menghampiri petugas untuk bertanya seputar regulasi yang sudah ada saat mereka memesan tiket.

“Mereka pergi ke staf kami di pintu masuk. Para staf harus menjelaskan kembali lebih banyak seputar regulasi,” kata Woerlee.

“Biasanya, mereka hanya memberi tiket dan informasi. Namun kini memakan banyak waktu karena mereka harus menjelaskan seputar aturan jaga jarak,” imbuhnya.

 

Ilustrasi Museum.pixabay.com/Pexels Ilustrasi Museum.
Museum Volkenkunde memberikan pin dan touch pen kepada setiap pengunjung. Pin berfungsi sebagai pengingat bagi mereka untuk menjaga jarak 1,5 meter.

Sementara touch pen diberikan agar pengunjung tidak menyentuh layanan interaktif menggunakan tangan. Pin dan touch pen dibersihkan secara berkala usai digunakan pengunjung.

Pihak museum harus menjelaskan fungsi dari pin dan touch pen yang diberikan oleh pihak museum dan memastikan mereka akan mengembalikannya sebelum pulang ke rumah.

“Banyak orang yang menelepon kami untuk bertanya apakah aman untuk memasuki museum, dan regulasi apa saja yang kami miliki,” ungkap Woerlee.

Baca juga: Cara Museum di Belanda Terapkan Protokol Kesehatan

Beda halnya dengan salah satu museum di Malaysia, Pengarah Muzium Negara Zamrul Amri bin Zakaria mengatakan, pihaknya tidak memiliki kesulitan apapun.

Menurutnya, masyarakat sudah paham akan protokol kesehatan yang diterapkan karena sudah terbiasa dengan informasi yang diberikan oleh pemerintah selama Perintah Kendali Pergerakan (MCO) Malaysia.

“SOP yang kita buat bukanlah yang dibuat sendiri, tapi mengikuti panduan dari pihak pemerintah. Sebelum ini pun di pihak masyarakat telah sama-sama mengikuti SOP yang ditetapkan,” ujar Zamrul.

Meski begitu, dia tidak menampik ada beberapa wisatawan yang masih lupa untuk mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan jaga jarak.

“Di museum, kita sediakan masker untuk diberikan kepada pengunjung jika mereka lupa bawa. Dari segi jaga jarak, ada papan tanda. Kita juga ingatkan sebelum mereka masuk,” ungkap Zamrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com