Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Pandemi Terhadap Museum di Dunia, Interaksi Beralih ke Digital

Kompas.com - 09/07/2020, 20:11 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi global virus corona (Covid-19) membuat sebagian besar tempat wisata ditutup berbulan-bulan lamanya, termasuk museum.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, menuturkan bahwa pandemi memberi dampak yang sangat serius bagi museum di dunia.

“Ada survei dari UNESCO, memang lebih dari 90.000 museum di dunia, 90 persen tutup karena pandemi. Sekitar 10 persen dari 90.000 sudah menyatakan tidak akan buka lagi,” kata Hilmar dalam webinar bertajuk “Prospect of Reopening of Museums in the New Normal”, Rabu (8/7/2020).

Baca juga: Cerita Kesulitan Museum Terapkan Protokol Kesehatan New Normal

Menurutnya, pandemi memberi dampak yang sangat signifikan terhadap museum-museum yang mengandalkan pendapatan publik.

Tidak adanya pemasukan membuat mereka terpaksa menutup operasional. Namun, Hilmar menuturkan, sebagian yang masih beroperasi sudah mengambil langkah antisipasi melalui teknologi digital.

Menurutnya, teknologi digital membantu museum melakukan inovasi dalam pelayananannya. Tidak hanya untuk mengelola data, juga menampilkan koleksi museum kepada masyarakat luas.

“Pameran daring sudah sering dilakukan. Sekarang tantangannya memikirkan bentuk-bentuk penyajian koleksi yang lebih interaktif,” ujar Hilmar.

Penampakan Le Louvre Museum pada siang hari, (9/2016).SHUTTERSTOCK/MANJIK Penampakan Le Louvre Museum pada siang hari, (9/2016).

Program digital yang menarik

Perwakilan dari Museum Nasional, Dyah Sulistiyani, menuturkan, selama pandemi pihaknya beralih ke digital untuk tetap menghibur masyarakat yang rindu dengan museum.

“Program bersifat online seperti tantangan untuk bikin pameran dari rumah. Tantangan membuat infografis koleksi museum,” kata Dyah dalam kesempatan yang sama.

Tidak hanya itu, untuk menjaga interaksi antara museum dengan masyarakat, pihaknya juga mengadakan webinar mengenai pandemi dalam lintasan sejarah umat manusia.

“Ada juga pemanduan daring yang dilakukan dengan menggunakan tur virtual museum, dan kelas tari secara daring yang bisa diakses di YouTube Museum Nasional,” ujar Dyah.

Baca juga: Cara Museum di Belanda Terapkan Protokol Kesehatan

Senada dengan hal tersebut, Pengarah Muzium Negara di Malaysia, Zamrul Amri bin Zakaria, menuturkan dalam kesempatan yang sama, pihaknya juga melaksanakan beberapa program secara daring.

Salah satunya adalah lomba fotografi bertajuk nostalgia Muzium Negara tentang kunjungan ke museum tersebut. Ada juga lomba video pendek seputar para pembuat video yang menceritakan koleksi pribadinya.

“Kita nilai yang menarik, kita bagi hadiah yang lumayan. Kemudian ada kuis mingguan tebak koleksi. Tebak nama dan fungsi koleksi yang diunggah di Facebook kami,” kata Zamrul.

Muzium Negara di Malaysia.dok. Muzium Negara Muzium Negara di Malaysia.

Survei UNESCO

Pada Mei 2020, UNESCO mengeluarkan sebuah survei "Museums Around the World In The Face of Covid-19".

Melalui survei tersebut, UNESCO mencatat bahwa sebanyak 90 persen museum menutup pintunya selama pandemi. Sementara 10 persen lainnya kemungkinan sama sekali tidak akan buka kembali.

Baca juga: Bagaimana Teknologi Digital Bantu Museum pada Masa Pandemi?

Melalui laporan tersebut, UNESCO menjabarkan bahwa penutupan tidak hanya karena adanya dampak ekonomi, juga dampak sosial.

Kendati demikian, museum yang masih beroperasi mulai eksis dalam dunia digital. Namun, hanya lima persen museum di Afrika dan Negara Berkemban Kepulauan Kecil (SIDS) saja yang mampu melanjutkan layanan secara daring.

Pada 2020, dunia memiliki sebanyak 95.000 museum. Jumlah tersebut lebih banyak 60 persen dari tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com