Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Bikin Baduy Tercermar Sampah Plastik, Ini Kata Tur Operator

Kompas.com - 10/07/2020, 11:56 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berkembangnya kawasan wisata Baduy di Banten membuat daerah tersebut jadi pilihan wisatawan.

Di sisi lain, menurut laporan BBC Indonesia yang dikutip Kompas.com, meningkatnya kunjungan wisatawan membuat sampah plastik semakin meningkat.

Mulai dari botol minuman kemasan, bungkus plastik makanan ringan, hingga sedotan. Namun, apakah benar kawasan wisata Baduy tercemar sampah plastik?

“Wisatawannya kurang peduli lingkungan meski pihak Baduy sudah menyiapkan tempat sampah,” kata Marketing and Sales Bantamtraveler, Deri Hermawan, kepada Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Baca juga: Baduy Tercemar Sampah Plastik

Deri menuturkan, di sepanjang jalur yang kerap dilalui wisatawan, banyak sekali tempat sampah yang terbuat dari bambu atau karung.

Kendati demikian, berdasarkan pengalamannya membawa wisatawan ke sana, hanya segelintir orang saja yang membuang sampah pada tempatnya.

Kenaikan kunjungan pelancong berdampak pada tumbuhnya perekononomian warga Baduy.BBC INDONESIA/YULI SAPUTRA Kenaikan kunjungan pelancong berdampak pada tumbuhnya perekononomian warga Baduy.

Senada dengan hal tersebut, CEO Kili Kili Adventure, Bima Pangarso, mengakui kawasan wisata Baduy tercemar sampah plastik, tetapi hanya Baduy luar saja yang mengalaminya.

“Sampah plastik lebih banyak di Baduy luar. Kalau di dalam, bahkan puntung rokok pun diambil. Baduy dalam sepengetahuan saya bersih,” ujar Bima.

Menurut Deri, sampah plastik banyak terlihat menumpuk di beberapa pinggiran kali. Sepanjang jalanan pun terlihat sampah bekas makanan ringan.

 

Sampah plastik di area Suku Baduy Dalam meningkat dengan naiknya wisatawan. dok BBC Indonesia Sampah plastik di area Suku Baduy Dalam meningkat dengan naiknya wisatawan.

Pengelolaan sampah plastik

Laporan BBC Indonesia yang dikutip Kompas.com menuturkan, masyarakat Baduy selama ini tidak pernah kesulitan mengolah sampah.

Hal ini karena mereka hanya mengolah sampah organik yang akan terurai dengan sendiri. Namun meningkatnya wisatawan yang bertandang ke sana membuat mereka membuka usaha.

Adapun usaha yang dibuka adalah warung-warung yang menjual produk makanan dan minuman berkemasan plastik.

Alhasil, penggunaan pun plastik semakin marak. Mereka kebingungan mengatasi tumpukan sampah plastik.

“Penduduk sekitar membakar sampah. Selebihnya kurang tahu, mereka juga belum tahu cara mengolah sampah plastik,” ungkap Deri.

“Jadi sekarang hanya dikumpulin dari tempat-tempat sampah, lalu kalau sore dibakar,” lanjutnya.

Baca juga: Bagaimana Perubahan Baduy Sejak Menjadi Kawasan Wisata?

Guna mengurangi tumpukan sampah plastik dan membantu masyarakat Baduy mengelola sampah plastik, Bima menuturkan, pihak tur operator memiliki peran.

Menurutnya, mereka harus memasukkan program wisata ramah lingkungan saat berkunjung ke Baduy. Hal ini guna menjaga keasrian alam di sana.

“Semakin banyak orang, semakin banyak limbah. Satu-satunya cara untuk mengurangi adalah dengan membuat program. Misalnya bawa kantung sampah sendiri,” kata Bima.

Wisatawan yang membawa kantung sampah sendiri saat berkunjung bisa membantu dengan mengambil sampah plastik yang berserakan di jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com