Saat ini, lanjutnya, perbaikan peta dimaksud sudah diselesaikan BP Geopark Belitong, dan telah dikoordinasikan kepada pihak-pihak terkait dalam hal ini Badan Geologi, Kementerian ESDM, KNGI dan KNIU, untuk dilakukan review dan koreksi.
"Hal ini sesuai amanat Perpres No 9 tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark)," ujar Yuspian.
Menurut Yuspian, penyampaikan progress report paling lambat September 2020 melalui jalur resmi yang sudah ditentukan yakni melalui KNIU sebagai institusi yang menjembatani antara program UNESCO dengan program pemerintah Indonesia.
Namun, BP Geopark Belitong akan mengirimkan progress report tanpa harus menunggu sampai September 2020, karena sudah dipersiapkan.
Selanjutnya progress report akan dimasukan dalam agenda "UGGp Council Meeting" yang akan dilaksanakan November 2020 di Paris, Perancis.
"Jadwal belum bisa dipastikan karena adanya pandemi Covid-19," ucap Yuspian.
Baca juga: 4 Penyebab Belitung Gagal Raih UNESCO Global Geopark 2020
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie berharap, Geopark Belitong bisa segera mendapat pengakuan dan menjadi anggota UNESCO Global Geopark (UGGp) menyusul 5 Geopark lainnya.
Ini sebagai upaya melindungi warisan geologi di Belitong dan peluang besar untuk memperluas promosi pariwisata berkelanjutan Belitong di masa depan.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada mitra-mitra strategis BP Geopark Belitong yang selama ini dengan konsisten membantu pengembangan Geopark Belitong," sebut Isyak.
Adapun Geopark Belitong mengombinasikan sejumlah geosite yang mencakup wilayah Belitung dan Belitung Timur.
Geosite tersebut seperti Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Batu Bedil, Open Pit Nam Salu (kolam bekas tambang) dan Bukit Peramun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.