Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Kayu Putih, Oleh-oleh Khas Pulau Buru yang Diburu Wisatawan

Kompas.com - 13/07/2020, 22:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Belakangan ramai dibicarakan bahwa kayu putih disebut-sebut mampu menghalau virus corona.

Meski masih menimbulkan polemik, nyatanya kayu putih sudah lama dikenal bermanfaat baik dari segi kesehatan hingga membangkitkan sektor pariwisata.

Salah satu daerah Penghasil kayu putih terbaik di Indonesia adalah Pulau Buru. Menurut Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Buru, Figi Ode Marhum, kayu putih bahkan selalu menjadi incaran wisatawan untuk membawa oleh-oleh khas Pulau Buru.

Hal tersebut, kata dia, dikarenakan Kabupaten Buru sebagai salah satu penghasil minyak kayu putih terbanyak dengan kualitas minyak yang tinggi.

"Dan juga pohon kayu putih sendiri sudah menjadi identitas bagi masyarakat di Kabupaten Buru, karena pohon kayu putih ini tidak banyak dijumpai di pulau lain di Indonesia," kata Figi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Baca juga: Sayang Dilewatkan, Ini 4 Manfaat Kesehatan Minyak Kayu Putih

Kualitas kayu putih yang dinilai lebih baik di Pulau Buru juga menjadikan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sana untuk mencari atau berburu kayu putih.

Figi mengatakan, bahwa beberapa daerah di Indonesia juga memiliki kayu putih, namun wisatawan lebih memilih datang langsung ke Pulau Buru untuk melihat langsung proses pembuatannya, hingga membelinya sebagai oleh-oleh.

"Di Pulau Seram itu kan ada pohon kayu putih juga, tetapi kualitas atau minyaknya itu lebih baik yang ada di Pulau Buru. Jadi makanya kayu putih selalu dijadikan oleh-oleh atau ciri khas ketika orang datang ke Pulau Buru. Istilahnya mending datang langsung dan bawa salah satu ciri khasnya," jelasnya.

Tak semua daerah di Pulau Buru

Kayu putih yang memiliki nama latin Melaleuca Leucadendra ini diakui Figi banyak dijumpai di hampir semua daerah Pulau Buru.

Namun demikian, ada beberapa daerah di Pulau Buru yang tak bisa dijumpai keberadaan kayu putih itu.

Wisatawan mancanegara asal Belanda tengah melihat proses penyulingan kayu putih.Dokumentasi Figi Ode Marhum Wisatawan mancanegara asal Belanda tengah melihat proses penyulingan kayu putih.

"Sebenarnya gak semua daerah di Pulau Buru ini semua punya pohon kayu putih. Misalnya di daerah barat itu kan vegetasinya sudah berbeda, kalau di dataran selatan juga berbeda. Nah, yang ada hanya di dataran timur sekitaran Kecamatan Namlea sampai Kecamatan Lilialy," ungkapnya.

Baca juga: 7 Khasiat Minyak Kayu Putih untuk Kesehatan

"Jadi orang pikir Pulau Buru itu pulau kayu putih padahal tidak semua pulau buru adalah daerah berkayu putih. Coba cari saja ke daerah timurnya, di perkotaannya justru vegetasi kayu putih masih ditemukan," tambahnya.

Datang ke Kota Namlea

Kecamatan Namlea tidak hanya dikenal sebagai ibukota Kabupaten Buru, Maluku, namun juga sebagai pusat oleh-oleh kayu putih di Pulau Buru.

Kayu putih diakui Figi sudah menjadi ikon dan daya tarik orang berwisata ke Pulau Buru. Wisatawan berbondong-bondong datang ke Pulau Buru dan menuju Kota Namlea untuk berburu kayu putih.

Alat untuk mengolah kayu putih di Pulau Buru yang masih menggunakan alat tradisional.Dokumentasi Figi Ode Marhum Alat untuk mengolah kayu putih di Pulau Buru yang masih menggunakan alat tradisional.

Menurutnya, kota ini masih memiliki beberapa ketel yang digunakan untuk memasak kayu putih menjadi minyak kayu putih.

"Jadi wisatawan itu bisa lihat langsung proses tradisional mengolah kayu putih. Di kota ini masih ada lahan-lahan kosong yang ditumbuhi pohon kayu putih. Masyarakatnya gak lagi mengambil daun ke tempat yang jauh," jelasnya.

Saking banyaknya pohon kayu putih di sini, wisatawan tidak akan kesulitan mencari oleh-oleh berbahan kayu putih di sini.

Menurutnya, wisatawan juga dapat membeli hasil olahan kayu putih di beberapa toko-toko milik keturunan Tionghoa.

Warga Pulau Buru sedang memasak dan mengolah kayu putih menjadi minyak kayu putih. Pulau Buru dikenal sebagai daerah penghasil kayu putih terbaik di Indonesia.Dokumentasi Figi Ode Marhum Warga Pulau Buru sedang memasak dan mengolah kayu putih menjadi minyak kayu putih. Pulau Buru dikenal sebagai daerah penghasil kayu putih terbaik di Indonesia.

Harga satu botol minyak kayu putih

Bicara soal harga jika ingin membeli oleh-oleh minyak kayu putih di Pulau Buru, Figi menjelaskan bahwa harganya berbeda tergantung lokasi datarannya.

Adapun lokasi dataran yang dimaksudnya adalah tergantung lokasi kayu putih tersebut diolah.

"Jadi kayu putih itu kan ada yang diolah di dataran rendah dan dataran tinggi. Nah harganya pun berbeda juga di setiap toko oleh-oleh itu," terangnya.

Baca juga: Kontroversi Kalung Antivirus Corona, Cukuplah Disebut Kalung Kayu Putih...

Untuk satu botol minyak kayu putih, di dataran rendah dihargai Rp 150.000. Dataran rendah Pulau Buru berada di daerah kota yaitu Namlea.

Sementara itu, untuk dataran tinggi, satu botol minyak kayu putih dihargai lebih tinggi Rp 50.000-Rp 100.000 yaitu Rp 200.000-Rp 300.000 per botol.

"Jadi memang lebih mahal di dataran tinggi, karena dataran tinggi asupan mataharinya lebih kena, dan vegetasi udaranya lebih dapat untuk perkembangan di pohonnya itu. Hasilnya kualitas minyaknya lebih baik daripada dataran rendah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com