Selama ini, kata dia, pariwisata Bali belum menurunkan keindahan filosofi dari beragam acara berkaitan dengan upacara-upacara budaya yang dilaksanakan dan menjadi daya tarik wisata.
"Kita selalu melihat dari segi keindahan fungsi dan bentuknya saja, sedangkan keindahan filosofi jarang kita lihat," kata Cok Ace.
"Keindahan fungsi misalnya ada kawasan permukiman, pariwisata, hutan lindung. Lalu keindahan bentuk, misalnya sawah-sawah dengan terasering, laut dengan pantainya, gunung, dan lain sebagainya," terangnya.
Cok Ace menjelaskan konsep dari keindahan filosofi pariwisata Bali. Menurut dia, keindahan filosofi Bali menekankan konsep Dewata Nawa Sanga yang berangkat dari ajaran agama Hindu.
Dewata Nawa Sanga, kata dia, adalah sembilan dewa yang berada pada sembilan mata angin yang memberikan kekuatan serta corak pada alam di sekitarnya.
Baca juga: Pariwisata Bali Akan Dibuka untuk Wisatawan Nusantara pada 31 Juli
"Sembilan dewa ini adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Mahesora, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sankara, dan Siwa," ujarnya.
Pembagian dewa-dewa ini, lanjutnya, juga ada dalam filosofi Rumah Bali yang mana memiliki fungsi berbeda di setiap bangunannya.
"Misalnya di utara, ada Dewa Wisnu itu ada Bale Daja atau Meten, artinya privat atau tempat barang berharga. Lalu di timur laut, ada Pemraja atau sembahyang dengan dewanya Sambhu, dan lainnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.