Ketua Pengelola Taman Bambu Air Waduk Sermo, Wiwid mengungkapkan, pihaknya masih memerlukan waktu lama untuk bisa menerapkan cara baru ini.
Pasalnya, perubahan sistem akan membebani keuangan tempat wisata. Ia pun kini masih akan memanfaatkan pemesanan manual.
“Aplikasi ini memang belum bisa dalam waktu dekat. Selain kendala sinyal, teknisnya butuh tenaga lebih banyak. Budget tidak ada,” kata Wiwid.
Taman Bambu Air Waduk Sermo merupakan tempat wisata di waduk Sermo yang berada di pegunungan Menoreh. Ia mengandalkan hamparan danau waduk yang memiliki pemandangan matahari terbenam.
Baca juga: Liburan ke Yogyakarta? Ini Protokol Kesehatan Tempat Wisata di Yogyakarta
Selain itu, pada musim panas, Bambu Air diminati pelancong yang suka berkemah bahkan sampai di daratan terbuka di tengah waduk yang airnya sedang susut.
Wiwid mengungkapkan, pihaknya masih akan mengandalkan pembelian tiket masuk secara manual. Pengunjung biasanya diminta mengisi buku tamu.
"Harapannya yang terintegrasi dengan KTP, jadi tinggal gesek. Kalau ini bila kondisi ramai bisa terjadi atrean. Pengunjung juga belum tentu bisa,” katanya.
Selama ini, kata Wiwid, untuk mengatasi kemungkinan penularan Covid-19, pihaknya menggunakan aturan ketat, yakni hanya pengunjung ber-KTP DIY, harus memiliki surat sehat, dan pengecekan suhu badan.
"Dengan aturan ini saja sudah banyak yang datang dan kami tolak," kata Wiwid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.