Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Yogyakarta Belum Terima Turis Rombongan dari Luar Daerah

Kompas.com - 17/07/2020, 11:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wisatawan rombongan umum dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diimbau untuk menunda kepergiannya ke Yogyakarta hingga Agustus 2020.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Rabu (15/7/2020).

"Yang dimaksud rombongan wisatawan umum adalah rombongan yang berasal dari kelompok yang berbeda-beda di masyarakat," Heroe.

"Dimohon kesabarannya apabila ingin mengunjungi Yogyakarta karena saat ini kami masih dalam tahap uji coba terbatas," lanjutnya.

Baca juga: Tren Wisata di Yogyakarta Selama New Normal, Alam dan Budaya

Sementara itu, dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo membenarkan pernyataan Heroe.

Ia memberikan alasan, Yogyakarta saat ini tengah memantapkan kembali beragam protokol kesehatan dengan melihat perkembangan situasi kasus Covid-19 di dalam maupun luar daerah.

Alasan kedua adalah Yogyakarta tengah fokus menerapkan uji coba secara terbatas terutama di tempat-tempat umum, dan wisata.

Kawasan Malioboro, Yogyakarta.Shutterstock Kawasan Malioboro, Yogyakarta.

Jelasnya, hal ini sebagai langkah upaya untuk saling menjaga satu sama lain baik wisatawan maupun masyarakat atau warga Yogyakarta dari wabah Covid-19.

"Maka dari itu kami saat ini dalam masa uji coba fokus pada wisatawan dari dalam DIY dulu. Dan wisatawan dari luar DIY yang jenisnya personal dan keluarga. Nah, kalau yang rombongan umum seperti itu kita belum bisa menerimanya," jelasnya.

Baca juga: Wisata Pantai di Yogyakarta, Kunjungi Pantai-pantai Gunungkidul

Lalu mengapa hanya wisatawan personal dan wisatawan keluarga yang diterima masuk Yogyakarta?

Singgih menjelaskan, wisatawan personal, keluarga atau pun wisatawan perjalanan dinas sudah lebih mengenal satu sama lainnya.

"Jadi kan kalau rombongan umum itu maksudnya rombongan yang tidak ada filter dari penyelenggaranya," kata Singgih.

"Misalnya dalam satu rombongan itu, siapapun boleh ikut, nah seperti itu yang kita belum bisa menerima. Lalu yang keluarga, pasti sudah saling kenal, dekat-dekatan juga tak masalah," lanjutnya.

Kelompok Acapella Mataraman menghibur rombongan wisatawan asing asal Belgia di obyek wisata Istana Air Taman Sari, Yogyakarta, Selasa (2/4/2013). Bekas tempat pemandian Raja Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I tersebut merupakan salah satu aset utama industri pariwisata Yogyakarta.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Kelompok Acapella Mataraman menghibur rombongan wisatawan asing asal Belgia di obyek wisata Istana Air Taman Sari, Yogyakarta, Selasa (2/4/2013). Bekas tempat pemandian Raja Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I tersebut merupakan salah satu aset utama industri pariwisata Yogyakarta.

Lebih jauh, peraturan ini akan terus dievaluasi kembali melihat perkembangan kondisi Covid-19 yang ada.

Ia tak memungkiri apabila situasi Covid-19 sudah lebih baik, maka peraturan itu bisa saja diakhiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com