Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebing Boyer, Wisata Kekinian Purwakarta yang Tersembunyi di Sukatani

Kompas.com - 18/07/2020, 22:14 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Tebing Boyer di Purwakarta, Jawa Barat, sempat ramai dan banyak diperbincangkan di media sosial.

Pemburu wisata selfie atau swafoto berdatangan ke Tebing Boyer. Siapa sangka tebing kokoh yang berdiri di tepi Waduk Jatiluhur, tepatnya di wilayah Desa Tajur Sindang, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, dahulunya tempat penggilingan batu.

Belakangan lokasi itu banyak dikunjungi wisatawan.Orang-orang menyebutnya Tebing Boyer.

Tak sulit untuk mencapai Tebing Boyer. Dari Kantor Desa Tajur Sindang, jarak ke batas tebing hanya sekitar dua kilometer.

Baca juga: Saatnya Liburan ke Purwakarta, Bakal Ada Desa Wisata Baru

Hingga ke pintu masuk, pengunjung masih bisa memakai kendaraan roda empat. Namun, untuk sampai ke puncak, pengunjung masih harus menempuh 1,5 kilometer jalan tanah dan batu yang sempit dan berkelok.

Sepeda motor masih bisa lewat tetapi dibutuhkan keberanian dan tekad yang bulat. Cara yang aman adalah berjalan kaki.

Selain aman, cara ini juga memiliki banyak keuntungan karena pengunjung bisa lebih leluasa untuk berhenti, menikmati pemandangan, dan mengabadikannya dengan kamera foto.

Penjabat Kepala Desa Tajur Sindang, Pusparini, mengatakan, dulu tebing ini dipergunakan sebagai tempat penggilingan batu andesit.

Batu hasil penggilingan batu andesit inilah yang kemudian dipergunakan untuk pembangunan Waduk Jatiluhur tahun 1957.

Puspa mengatakan, sejumlah perbaikan tengah mereka lakukan, terutama pada akses jalan.

"Perbaikannya dilakukan oleh karang taruna. Setelah itu rencananya akan diresmikan dan dibuka untuk umum," ujar Puspa di Kantor Desa Tajur Sindang, Rabu (8/7/2020).

Tebing Boyer ini, kata Puspa, belakangan kerap menjadi perbincangan masyarakat di dunia maya, terutama dalam dua bulan terakhir.

"Itu karena ada banyak spot pemandangan yang indah yang bisa didapat di sana," ujarnya.

Puspa mengatakan, secara administratif, Tebing Boyer ini masuk ke kawasan yang dimiliki oleh PT Jasa Tirta (PJT).

"Total areanya sekitar empat hektare. Tapi, tebingnya hanya sekitar 100 meteran. Karang taruna sudah mengajukan izin ke PJT untuk dapat mengelola tempat ini sebagai objek wisata," ujarnya.

Salah seorang pengunjung, Adel (18), warga Ubrug, Jatiluhur, mengaku baru pertama kali datang ke Tebing Boyer ini. Dia mengaku mengetahui lokasi ini dari media sosial.

"Tempatnya indah. Kita bisa lihat Waduk Jatiluhur dari dataran tinggi, sampai terlihat sejumlah keramba jaring apung yang ada di waduk ini. Tapi memang butuh energi untuk ke sininya. Jalanannya terjal dan ekstrem," ujarnya saat ditemui di Tebing Bower, kemarin.

Banyaknya pepohonan di puncak Tebing Bower, kata Adel, membuat tebing ini nyaman dan sejuk.

"Tinggal jalannya saja diperbaiki lagi," ujarnya.

Dilihat sekilas, Tebing Boyer seperti sebuah bangunan benteng yang tekstur dindingnya dari bebatuan.

Baca juga: Bercucuran Keringat demi Memanjat Tebing Gunung Bongkok Purwakarta

Harus berhati-hati

Meski sangat indah, pengunjung harus berhati-hati ketika berada di puncak tebing ini. Sebab, di lokasi ini belum ada pagar pengaman.

Pengunjung lainnya, Riadi Habibi (35), mengatakan, tidak mudah untuk mencapai puncak tebing.

"Kendaraannya harus betul-betul fit. Tapi, saat sampai, perjuangan itu terbayar karena keindahan pemandangannya. Saya kira awalnya ini benteng masa kemerdekaan. Tapi, ternyata bekas penggilingan batu," ujarnya.

Jika cuaca cerah, saat terbaik datang ke lokasi ini adalah menjelang sore.

Pengunjung tak perlu repot membawa bekal karena di sekitar tebing sudah berdiri banyak warung. Menurut Puspa, sekitar 200 meter dari tebing juga terdapat aliran air yang sangat jernih.

"Jika kemarau, aliran itu kering. Tapi, jika musim hujan, air jatuh dari atas seperti air terjun," kata Puspa.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "Tempat Wisata Baru yang Ramai di Medsos, Tebing Boyer, Spot Foto Tersembunyi di Sukatani Purwakarta" (Muhammad Nandri Prilatama/Taufik Ismail)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com