KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia belum memprioritaskan kunjungan wisatawan saat membuka jalur perjalanan (travel corridor) ke dalam negeri.
Dikutip dari Antara, hal ini dipastikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Mahendra Siregar saat pengarahan media di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Adapun, lanjut Mahendra, fokus travel corridor Pemerintah Indonesia adalah kunjungan para officials (pejabat negara asing, red), diplomat, para pelaku essential business.
Kemudian investor yang memerlukan kunjungan fisik untuk operasionalisasi investasi dan melakukan operasional bisnisnya," Mahendra.
Baca juga: Perjanjian Travel Bubble Indonesia Ditargetkan Selesai pada Akhir Juli
Ia menjelaskan pemerintah masih melakukan finalisasi untuk aturan masuk serta mekanisme terkait lainnya.
"Kami sedang melakukan finalisasi untuk hal-hal tadi. Mudah-mudahan kita bisa melihat implementasi essential business travel corridor dalam 1-2 minggu ke depan," katanya menerangkan.
Mahendra juga belum dapat menyebutkan lebih rinci mengenai negara-negara yang masuk daftar prioritas masuk ke Indonesia.
Namun, ia memastikan pembukaan jalur perjalanan itu dilakukan dengan mempraktikkan protokol kesehatan yang ketat.
Pemerintah Indonesia pada Juni, saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-36 Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) yang diadakan secara virtual, mengusulkan pembentukan jalur perjalanan travel corridor tingkat kawasan
"Saya paham bahwa beberapa di antara kita, termasuk Indonesia, telah memulai pembicaraan secara bilateral, baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor," kata Presiden Joko Widodo pada pertemuan puncak itu.
Namun demikian, sudah saatnya ASEAN, sebagai satu komunitas, memikirkan pengaturan ASEAN Travel Corridor,” lanjutnya.
Baca juga: IATA: Travel Bubble Bisa Bantu Industri Penerbangan dan Pariwisata
ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar,dan Vietnam.
ASEAN Travel Corridor, menurut Presiden Jokowi, merupakan upaya memperkuat konektivitas antarnegara di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, jalur perjalanan di tingkat kawasan juga diyakini membantu mempercepat pemulihan ekonomi serta menunjukkan posisi strategis ASEAN di peta geopolitik dunia.
"Pengaturan travel corridor tentunya harus dilakukan secara hati-hati, terukur dan bertahap dimulai dengan essential business travel dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat," ujar presiden bulan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.