JAKARTA, KOMPAS.com – Kawah Ijen merupakan salah satu dari dua tempat yang memiliki fenomena alam Blue Fire atau Api Biru.
Kendati demikian, sebelum berkunjung ke sana, ada beberapa tips yang harus dilakukan agar perjalanan selama berada di Kawah Ijen lebih nyaman dan aman.
“Tolong kondisi harus prima. Kalau saya sarankan, anak-anak kecil jangan dibawa karena (medan) berat,” kata Head of Domestic Products Panorama JTB Tours, Rery Sankyo.
Hal tersebut diungkapkan olehnya dalam acara Live Instagram Kompas.com Travel Talk “Jalan-jalan ke Banyuwangi, Bisa Nikmati Apa Saja?”, Selasa (21/7/2020).
Dia menuturkan, saat wisatawan berkunjung ke sana, mereka tidak hanya naik gunun, juga turun ke kawahnya. Rery menganggapnya seperti masuk ke perut bumi.
Baca juga: Liburan ke Desa Wisata Osing Banyuwangi, Bisa Belajar Tari Gandrung
Meski disarankan untuk tidak membawa anak, tetapi jika kamu ingin membawa anak, Rery menyarankan agar anak berada di usia 12 tahun ke atas.
Sementara untuk batas usia berkunjung ke Kawah Ijen tidak ada, karenabeberapa orang yang berada di usia sekitar 60 tahun masih ada yang bugar dan sanggup mendaki.
“Anak-anak baiknya dibatasi, jangan membawa balita. Kalau memang kondisi prima sekali, anak biasa olahraga, usia 10 – 11 tahun oke. Sebelum berangkat, anak harus dibiasakan jalan,” ujar Rery.
Baca juga: 4 Wisata Alam di Banyuwangi, dari Kawah Ijen hingga Alas Purwo
Selain disarankan untuk tidak membawa anak jika mereka tidak dalam kondisi fit dan tidak biasa jalan kaki, Rery menyarankan agar wisatawan menggunakan masker saat berkunjung ke Kawah Ijen.
Namun masker yang digunakan bukanlah masker biasa, melainkan khusus. Masker tersebut dapat memfilter bau belerang yang sangat menyengat.
“Harus pakai masker respirator. Sebenarnya di sana disewain, tapi dalam kondisi saat ini baiknya bawa sendiri. Kita gak tahu itu bekas siapa,” tutur Rery.
Baca juga: Pilihan Wisata Alam di Banyuwangi, Cocok untuk Wisatawan Keluarga
Rery menyarankan agar wisatawan membawa jaket. Pakaian dan sepatu yang nyaman untuk mendaki pun disarankan.
Jika pakaian yang sesuai untuk berwisata alam di Kawah Ijen sudah disiapkan, ada baiknya kamu masukkan asupan gizi yang baik agar tubuh daya tahan tubuh prima.
Apabila tidak ingin ketinggalan melihat api biru, kamu bisa mulai mendaki sekitar pukul 01:00 WIB. Meski waktu tempuh sekitar dua jam, namun hal tersebut tergantung pada kondisi fisik.
Kondisi tubuh yang kurang baik mungkin akan memengaruhi kecepatanmu mendaki. Hal ini juga mungkin akan membuatmu melewati fenomena alam yang akan semakin kecil menjelang pukul 05:00 WIB.
Baca juga: Staycation di Banyuwangi, 6 Penginapan Dekat Pantai Solong
Tidak hanya saat berkunjung ke Kawah Ijen, namun Rery menyarankan agar wisatawan berkunjung ke Banyuwangi pada musim kering.
“Karena Banyuwangi banyak wisata alam, saya sarankan musim panas atau kemarau. Kalau wisata alam pas musim hujan, terlebih saat hujan deras, enggak nyaman,” kata Rery.
Pada musim kemarau, api biru cenderung lebih besar. Waktu terbaik untuk mendaki Gunung Ijen adalah sekitar Juli–September.
Baca juga: Apa yang Dilakukan Banyuwangi Demi Wisatawan Merasa Aman?
Perlu diingat, pada masa pandemi seperti saat ini, pastikan saat berkunjung tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yaitu dengan mengenakan masker.
Kemudian mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, serta tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.