Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung Sate yang Kini Berusia 100 Tahun

Kompas.com - 27/07/2020, 15:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

 

Meski hampir seluruh gedung dibangun menggunakan bebatuan tersebut, namun bagian taman terbuat dari batu bata.

Winda menuturkan, hingga saat ini Gedung Sate masih belum pernah melalui tahap pemugaran bangunan dan hanya renovasi kecil atau pengecatan ulang saja.

Museum Gedung Sate

Selama ini, Gedung Sate dikenal sebagai kantor untuk gubernur Jawa Barat. Namun sebenarnya ada bagian dari gedung yang didedikasikan untuk museum.

Letaknya di lantai dasar gedung. Di sana, wisatawan bisa melihat berbagai macam koleksi seni seputar Bandung.

Ada juga contoh batu kali, batu gelas, dan baja Swedia yang digunakan untuk membangun Gedung Sate. Terdapat juga enam instalasi interaktif.

Adapun instalasi interaktif yang dimaksud adalah visual Pembangunan Gedung Sate dan miniatur Gedung Sate. Ada juga visual Kota Bandung yang dilihat dari langit, letaknya di lorong dekat ruang audio visual.

Baca juga: 7 Instalasi Interaktif yang Wajib Dikunjungi di Gedung Sate

Sementara lantai dua dan tiga dimanfaatkan sebagai area perkantoran pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Di kedua area tersebut ada beberapa ruang rapat yang masih digunakan hingga kini.

Lantai empat Gedung Sate dulunya dijadikan sebagai tempat museum. Namun sejak 2017, museum ditaruh di lantai dasar sehingga lantai empat saat ini dibiarkan kosong.

Lantai lima, juga disebut “Menara”, merupakan area untuk melihat sebagian Kota Bandung dari lantai paling tinggi Gedung Sate.

Namun untuk menuju ke sana melalui elevator hingga lantai empat dan menaiki tangga ke lantai lima, wisatawan harus mengurus perizinan.

“Kalau satu atau dua orang bisa datang ke lantai lima, tetapi dilihat dulu apakah sedang dipakai atau tidak oleh pemerintah setempat. Kalau datangnya rombongan, harus bikin surat dulu ke Biro Umum. Untuk naik ke sana tidak ada biaya tambahan,” tutur Winda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com