2. Miniatur gedung sate
Miniatur ini terletak di dekat tampilan atap sirap yang terbuat dari kayu ulin khas Kalimantan. Letaknya di atas meja hitam dan dihiasi dengan lampu warna-warni.
Jika miniatur sedang tidak dalam tahap perawatan, wisatawan bisa melihat miniatur tersebut terbelah menjadi dua.
Hal ini dikarenakan miniatur memiliki garis lurus tepat di tengahnya yang menandakan bagian tersebut akan terbuka jika digerakkan.
3. Lihat visual perkembangan
Untuk melihatnya, kamu bisa menuju ke sisi seberang replika sirine yang berfungsi sebagai penanda bahaya pada zaman dulu.
Instalasi ini merupakan sebuah meja timbul berwarna hijau yang memiliki layar untuk menampilkan video perkembangan Kota Bandung, serta pembangunan Gedung Sate.
Untuk Miniatur Kota Bandung, wisatawan akan melihat visual luas Kota Bandung pada 1920an, dan perkembangannya dari tahun ke tahun di atas meja tersebut.
Baca juga: Jangan Buru-buru Keluar Gedung Sate, Ada Rangkaian Lukisan Keren
Visual tersebut akan menampilkan gambar alun-alun dan jalan pertama yang ada di kota tersebut. Meski tidak interaktif, namun visual yang ditampilkan selalu bergerak.
4. Nonton film pendek
Ruangan ini terletak di lorong dekat ruang informasi. Saat memasukinya, wisatawan akan disambut oleh ruang teater mini yang dilengkapi dengan beberapa undakan kursi.
Ruangan tersebut kerap digunakan untuk memutar sebuah film pendek berdurasi kurang lebih tujuh menit yang berjudul “7 Pemuda”.
5. Berinteraksi dengan animasi warga Belanda
Museum Gedung Sate kini memiliki fasilitas AR yang berada di dekat ruang audio visual. Di sini, pengunjung bisa berinteraksi dengan animasi yang terpampang di layar.
Ruang AR memiliki beberapa properti seperti sepasang meja dan kursi, serta alat-alat yang digunakan untuk membangun gedung.
Baca juga: 7 Instalasi Interaktif yang Wajib Dikunjungi di Gedung Sate