Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paket Wisata 2 Hari 1 Malam di Yogyakarta Saat New Normal, ke Mana Saja?

Kompas.com - 02/08/2020, 07:40 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah menggencarkan paket wisata singkat 2 hari 1 malam di era adaptasi kebiasaan baru.

Paket wisata ini dibuat bertujuan mengembangkan narasi budaya dari tempat-tempat wisata yang ada di Yogyakarta.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (1/8/2020).

"Berwisata di Yogyakarta itu sebenarnya banyak pilihan. Hanya saja yang perlu dikembangkan dan mulai digali itu tidak hanya sekadar untuk menikmati alam, dan foto-foto, tapi lebih banyak ke narasi-narasi budaya yang perlu diungkap," kata Singgih.

Menurutnya, pengembangan paket wisata singkat ini lahir karena filosofi dari tempat-tempat wisata yang terkadang tidak diungkap.

Baca juga: Paket Tur Yogyakarta Dijual Terbatas Hanya untuk Grup Kecil

Ia menuturkan, tempat wisata yang ada selama ini lebih banyak mengungkap bentuk fisiknya atau artefaknya saja.

"Maka perlu dikembangkan narasi nilai filosofisnya ini. Misalnya, Tugu Yogyakarta. Ini hanya digunakan untuk foto-foto saja," kata Singgih.

"Padahal ini bisa diceritakan tentang asal muasal Tugu itu. Kenapa Tugu itu dibuat seperti itu, melambangkan apa dan sebagainya," jelasnya.

Namun, tidak hanya budaya saja yang ingin diangkat dari paket wisata singkat ini. Ia menjelaskan, paket wisata ini ada untuk mengatur lama tinggal wisatawan di Yogyakarta.

"Kalau wisatawan punya waktu 2 hari 1 malam, ini paketnya. Nah, kalau punya 2 malam 4 hari atau 5 hari seperti ini. Jadi ada pilihan-pilihan yang kemudian bisa menjadi pertimbangan mereka," urai Singgih.

 

Kawasan Malioboro, Yogyakarta.Shutterstock Kawasan Malioboro, Yogyakarta.

Itinerary paket wisata dua hari satu malam

Singgih menerangkan teknis dari paket wisata ini dimulai dari penjemputan wisatawan di Bandara Internasional Yogyakarta maupun Stasiun Tugu Yogyakarta.

Hari pertama

Hari pertama, kata dia, wisatawan akan diajak menelusuri nilai-nilai budaya yang ada di Panggung Krapyak, Bantul.

Baca juga: Kategori Wisatawan yang Bisa ke Yogyakarta, Asal Bawa Surat Sehat

"Wisatawan sesuai dengan sumbu filosofi DIY sendiri itu kan dimulai dari Panggung Krapyak. Panggung Krapyak ini merupakan manifestasi dari kesuburan seorang ibu yang ketemu benihnya di situ dan kemudian melambangkan lahirnya seorang manusia menuju kedewasaan di Kraton Yogyakarta," tuturnya.

Ia menjelaskan, antara Panggung Krapyak sampai Kraton Yogyakarta memiliki nilai filosofi dalam bahasa Jawa Sangkaning Dumadi yang berarti asal usul manusia.

Kraton Yogyakarta memiliki nilai pendewasaan seorang manusia ketika menikah, kata dia.

Selanjutnya, ada nilai Paraning Dumadi di mana wisatawan diajak mengunjungi Tugu Yogyakarta hingga Kraton.

"Artinya ke mana manusia itu akan kembali. Itu yang kemudian melewati Malioboro, Pasar Beringharjo, Alun-alun hingga Kraton. Jadi menarik sekali dan ini sangat universal. Artinya, di dunia pasti ada asal usul manusia sampai dewasa dan sebagainya," jelasnya.

Baca juga: Rencana Pelesir ke Yogyakarta? Ini Syarat untuk Wisatawan Luar Daerah

Ia memberi contoh bagaimana beberapa tempat dan daerah di Yogyakarta seperti Pasar Beringharjo, dan Alun-alun hingga Masjid Gedhe memiliki nilai filosofinya masing-masing.

Contohnya, Pasar Beringharjo dan Alun-alun yang memiliki nilai Catur Sagatra atau merupakan sebuah entitas penting dalam sebuah wilayah Kraton.

 

Wisatawan mengunjungi kompleks Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Selasa (14/07), yang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat, antara lain wajib menggunakan masker.Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO Wisatawan mengunjungi kompleks Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Selasa (14/07), yang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat, antara lain wajib menggunakan masker.

Hal ini juga akan ditemui di Kraton Surakarta seperti adanya pasar, alun-alun dan masjid Agung yang letaknya dekat Kraton.

"Jadi pas datang itu, wisatawan langsung eksplor di hari pertama, malamnya itu ada wisata kuliner sama menikmati performance misalnya menonton pertunjukan wayang," kata Singgih.

Hari kedua

"Hari kedua itu biasanya tidak penuh, ada sesi setengah hari yang bisa dipakai untuk free time seperti berburu oleh-oleh," kata Singgih.

Baca juga: Wisata Pantai di Yogyakarta, Kunjungi Pantai-pantai Gunungkidul

Paket wisata singkat ini menurut dia sudah dipasarkan ke Asosiasi perjalanan wisata seperti ASITA.

Wisatawan dapat bebas memilih paket wisata yang ditawarkan oleh Dinas Pariwisata DIY. Terdapat paket wisata lainnya seperti 3 hari 2 malam.

"Sebelum berwisata, tentu wisatawan harus daftar dulu lewat aplikasi Jogja Pass dan Visiting Jogja. Dua platform ini nantinya akan memandu jalannya wisatawan di era adaptasi baru ini," jelasnya.

Untuk proyek paket wisata berikutnya, jelas Singgih, Dinas Pariwisata DIY akan mengembangkan paket wisata Mataram Islam.

Baca juga: Taman Jati Larangan, Tempat Wisata Terbaru di Bantul Yogyakarta

Ia mengatakan, paket wisata ini menarik untuk mengajak wisatawan mengenal asal muasal Kraton Yogyakarta hingga Perjanjian Giyanti.

"Nanti wisatawan akan diajak menyusuri jejak Mataram Islam di Yogyakarta seperti Pleret, Kerto, kemudian Kota Gede. Nah ini yang menjadi proyek berikutnya seperti itu. Kontennya masih banyak, cuma bagaimana meramu dalam sebuah paket wisata yang menarik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com