Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-Land Banyuwangi, Pantai dengan Ombak Terbaik Kedua di Dunia

Kompas.com - 02/08/2020, 12:05 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - G-Land mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar wisatawan nusantara. Namun, di kalangan wisatawan mancanegara, G-Land sudah sohor.

Dikutip dari rilis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, G-Land atau biasa disebut Pantai Plengkung adalah salah satu tempat favorit turis asing saat berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Ombak terbaik di dunia

Pantai Plengkung pun menyuguhkan keindahan alam, seperti hamparan laut biru dan ombak yang memanjang, tinggi, dan besar. Itulah yang membuat para peselancar manapun tertantang menaklukannya.

Panjang ombak pantainya bisa mencapai 2 kilometer dengan ketinggian ombak hingga 8 meter.

Baca juga: Rekomendasi 6 Pantai di Banyuwangi, Ada Spot Surfing Kelas Dunia

Gelombang pasang di G-Land seringkali dapat membentuk tabung air yang hampir sempurna. Tak heran, jika ombak di G-Land disebut sebagai ombak terbaik kedua setelah Hawaii, Amerika Serikat.

Menariknya, G-Land menyajikan berbagai pilihan tipe ombak bagi peselancar manapun yang datang. Mulai dari peselancar pemula hingga peselancar yang sudah memiliki keahlian tingkat tinggi.

Ombak G-Land memiliki tiga tingkatan antara lain Many Track Waves, Speedis Waves, dan Kong Waves.

Many Track Waves sering digunakan oleh peselancar pemula dengan ketinggian ombak 3–4 meter. Lalu, Speedis Waves ketinggian ombak mencapai 5–6 meter untuk peselancar tingkat sedang. 

Sementara Kong Waves, biasanya digunakan untuk peselancar tingkat professional, memiliki ketinggian ombak mencapai 6–8 meter.

Baca juga: 5 Aktivitas di Pantai Boom Banyuwangi, Lihat Pentas 1.000 Penari Gandrung

Salah satu warga asli Banyuwangi yang berada di Taman Nasional Alas Purwo, Wawan mengatakan ombak G-Land sangat digemari peselancar.

“Peselancar mancanegara mayoritas berasal dari Australia, Amerika, Inggris, dan Eropa,” ujar Wawan.

Menurut Wawan kegiatan surfing paling ramai pada Maret hingga Oktober setiap tahunnya.

“Kalau tidak ada pandemi COVID-19, kejuaraan selancar dunia atau yang biasa disebut World Surfing League Championship Tour akan diselenggarakan di G-Land pada Juni lalu. Karena event ini memang yang paling ditunggu-tunggu oleh atlet surfing dunia,” kata Wawan.

G-Land atau Pantai Plengkung Banyuwangi, Jawa Timur.Kemenparekraf RI G-Land atau Pantai Plengkung Banyuwangi, Jawa Timur.
Laut yang indah

Selain menjadi tempat favorit bagi para peselancar, Pantai G-Land Banyuwangi memiliki harmonisasi warna yang indah dan memesona.

Terdapat pasir pantai putih yang halus, hamparan laut biru yang luas, bebatuan karang dengan konfigurasi unik, serta pepohonan hijau. Perpaduan itu menjadikan G-Land pemandangan alam yang eksotis.

Pengunjung yang tidak bisa berselancar juga bisa melakukan berbagai aktivitas di laut seperti diving dan snorkeling.

Baca juga: Travel Agent Luar Banyuwangi Wajib Pakai Pemandu Wisata Lokal

Keliling Taman Nasional Alas Purwo

Kegiatan menarik lainnya yang bisa dilakukan oleh pengunjung ialah tracking menggunakan sepeda ataupun berjalan kaki menyusuri pantai sambil menikmati pemandangan alam yang indah.

Bahkan pengunjung juga bisa mengelilingi Taman Nasional Alas Purwo yang dikelilingi pepohonan tinggi.

G-Land juga memiliki banyak tempat foto yang bisa dijadikan sebagai objek foto menarik.

Selain itu pengunjung bisa melihat satwa liar yang ada di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Mulai dari kera hingga rusa. Hewan-hewan ini berkeliaran secara bebas.

Bagi pengunjung yang ingin menginap di G-Land, terdapat beberapa pilihan penginapan yang bisa disewa sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan, diantaranya Bobby Surf Camp, Joyo’s Surf Camp, dan G-Land Jack’s Surf Camp.

Baca juga: Tips Wisata ke Kawah Ijen di Banyuwangi

Cara menuju Pantai Plengkung

Untuk menuju Pantai G-Land pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Jarak tempuh kurang lebih 50 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Durasi perjalanan menuju G-Land memakan waktu sekitar 2,5 jam.

Selama perjalanan pengunjung disuguhkan dengan pemandangan alam yang menawan.

Langit biru yang begitu cerah, sinar mentari yang menghangatkan, hamparan sawah hijau, serta gunung yang menjulang tinggi membuat siapapun yang melihat merasakan kesegarannya alam yang murni.

Memasuki Kawasan Taman Nasional Alas Purwo, pengunjung menyusuri hutan dengan pohon-pohon tinggi yang masih sangat asri, disambut kawanan kera juga berkeliaran di jalanan dan pepohonan, selain itu ada juga rusa yang berada di sekitar pantai.

Meski tidak langsung kabur, tetapi kera dan rusa tetap menjaga jarak dengan manusia.

Baca juga: Liburan ke Desa Wisata Osing Banyuwangi, Bisa Belajar Tari Gandrung

 

Ilustrasi surfingKemenparekraf RI Ilustrasi surfing
Taati protokol kesehatan

Untuk memulihkan destinasi wisata di Banyuwangi, Pemerintah Kota Banyuwangi telah melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai protokol kesehatan yang berlaku di era adaptasi kebiasaan baru kepada seluruh para pelaku usaha pariwisata serta masyarakat.

Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, mengatakan masyarakat Banyuwangi sebagian besar telah sadar untuk menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari penggunaan teknologi serta sertifikasi protokol kesehatan di berbagai bidang usaha telah dilakukan.

“Kami telah membuat aplikasi panduan kesehatan serta sertifikasi kebersihan dan kesehatan dari dinas kesehatan meliputi hotel, homestay, café, restoran, dan warung makan,” kata Azwar.

Baca juga: 4 Wisata Alam di Banyuwangi, dari Kawah Ijen hingga Alas Purwo

Untuk mendukung kembalinya destinasi wisata di Banyuwangi, Kemenparekraf memfasilitasi penyediaan fasilitas kamar kecil di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo dan Kawasan Agrowisata di Tamansuruh.

Selain itu, alat penunjang kebersihan dan keamanan seperti, penyediaan tempat cuci tangan, tempat sampah, toilet portable, masker, face shield, sarung tangan, baju APD, alat semprot, tenda, life ring buoy, tandu lipat, signage (papan himbauan), dan kacamata goggle.

“Kesehatan masyarakat dan produktivitas perekonomian harus dijalankan dengan seimbang. Mengingat perubahan pola wisatawan membuat setiap destinasi wisata harus mengedepankan protokol kesehatan,” ujar Azwar.

Jika ingin berkunjung taati protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak minimal satu meter, gunakan hand sanitizer dan rajin mencuci tangan, serta pastikan suhu tubuh normal di bawah 37,3 derajat celcius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com