Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi Kuliner di Wuhan China, Cocok untuk Pencinta Pedas

Kompas.com - 04/08/2020, 13:53 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat berlibur ke suatu destinasi, mencicipi street food yang ditawarkan mungkin menjadi suatu kewajiban bagi sebagian pelancong.

Jika ingin berlibur ke Kota Wuhan di China, pemilik Ayo Travelink Club Henry Huang memiliki beberapa rekomendasi kuliner yang patut dicoba.

Street food harganya masih murah di Wuhan. Kisaran Rp 30.000 – Rp 50.000. Ada tiga macam makanan yang jadi kesukaan mereka. (Salah satunya) namanya doupi, mirip crepes,” kata Henry.

Hal ini disampaikan dalam acara Live Instagram Kompas.com Travel Talk “Jalan-jalan ke Wuhan hingga Guizhou China, Bisa Nikmati Apa Saja?”, Kamis (30/7/2020).

Baca juga: 5 Alasan East Lake di Wuhan China Disukai Wisatawan

Lantas, apa saja hidangan khas Wuhan yang direkomendasikan oleh Henry?

  • Doupi

Henry menuturkan, doupi dibuat dengan menggunakan adonan tepung tipis yang ditaruh di atas teflon. Sementara bagian tengahnya diisi sayur, saus, daging, dan telur.

Mengutip Tasteatlas.com, doupi merupakan hidangan sarapan khas Wuhan yang dijual sebagai kudapan pinggir jalan.

Ilustrasi makanan - Makanan khas Wuhan, China bernama doupi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi makanan - Makanan khas Wuhan, China bernama doupi.

Selain yang telah disebutkan Henry, bagian tengah doupi juga bisa diisi dengan nasi, jamur, dan rebung. Adonan pun bisa menggunakan kulit tahu atau adonan seperti pancake.

Adonan seperti pancake yang dimaksud adalah adonan yang terdiri dari kacang hijau, tepung, susu, dan telur. Usai diolah dengan bahan pelengkap lain, doupi dimasak hingga berwarna keemasan.

Setelah matang, doupi dipotong kecil-kecil dan ditaburi dengan daun bawang cincang sebelum dihidangkan di mangkuk kecil.

Baca juga: Wisata ke Wuhan, Kunjungi Tempat Lahir Seni Bela Diri Tai Chi

 

Ilustrasi makanan - Mala Hotpot.SHUTTERSTOCK Ilustrasi makanan - Mala Hotpot.

  • Mala hotpot

Hidangan selanjutnya yang direkomendasikan adalah Mala Hotpot. Henry menuturkan, mala menggambarkan suatu rada pedas yang mampu membuat lidah menjadi kaku.

“Habis makan, setengah jam aja masih berasa. Orang sana bisa tiga kali makan kayak gitu enggak masalah,” ungkap Henry.

Mala, menurut The Straits Times, merupakan kombinasi dari masakan yang terdiri dari saus pedas berminyak yang diisi dengan cabai kering, lada hitam Sichuan, dan berbagai macam rempah.

Baca juga: Wisata ke Gunung Wudang China, Tempat Syuting Film Karate Kid

Hotpot merupakan hidangan yang sangat populer di Wuhan, terlebih pada bulan-bulan yang memiliki suhu dingin.

Bahan dasar sup hotpot khas Wuhan dibuat dari banyak cabai kering dan sejumlah besar lada hitam Sichuan. Biasanya, masyarakat setempat melengkapi hidangan dengan berbagai bumbu dalam mangkuk.

Adapun bumbu yang dimaksud adalah pasta wijen, daun bawang, bawang putih, dan berbagai bumbu lainnya untuk dicampur ke dalam sup.

  • Xiaolongxia atau lobster air tawar

Selanjutnya, Henry menyebut makanan ketiga yang direkomendasikan untuk dicoba saat berada di Wuhan adalah xiaolongxia atau lobster air tawar.

Baca juga: Pemerintah Wuhan China Larang Konsumsi Satwa Liar

Sama seperti hotpot khas Wuhan, lobster air tawar yang berukuran kecil ini juga dihidangkan lengkap dengan baluran mala.

“Mereka doyan pedas. Katanya di sana, mereka makan peppercorn (lada hitam) untuk hilangin masuk angin. Apalagi kalau musim dingin, satu-satunya cara untuk menghadapi itu ya makan pedas,” pungkas Henry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com