Begitu tambang selesai, area tersebut sempat dijadikan lahan pembuangan sampah oleh warga sekitar pada rentang 2003 hingga 2017.
Namun hal itu mulai berubah, sejak Abdul Halim beserta warga Desa Sekapuk bersepakat untuk menjadikan area tersebut sebagai obyek wisata dan mulai resmi dibuka untuk umum pada awal tahun 2020 ini.
Sementara itu Ketua Bumdes Sekapuk Asjudi menambahkan, wisata Setigi merupakan satu dari lima unit usaha yang dikembangkan oleh desanya.
Empat unit usaha lain, Perusahaan Air Masyarakat (PAM), usaha multi jasa yang melayani simpan pinjam masyarakat, pengolahan sampah masyarakat, serta pengolahan tambang.
Wisata Setigi dikelola oleh Bumdes Sekapuk yang dimiliki pemerintah desa dan warga desa setempat.
Dengan pembangunan komplek wisata seluas 5 hektare ini dikatakan baru dikelola separuh atau 50 persen, sehingga akan coba terus dikembangkan.
"Di lokasi lain, kami juga akan membuka kawasan wisata agro dengan nama Kebun Pak Inggih," kata Asjudi.
Adapun Bumdes Sekapuk berdiri sejak 2004 lalu. Dari usaha-usaha yang dijalankan, Bumdes ini mampu membukukan omset sekitar Rp 400 hingga Rp 500 juta per bulan.
Baca juga: Melihat Indahnya Setigi Gresik, Istana Batu Kapur Perpaduan Honai Papua
Lokasi dan tiket masuk
Adapun wisata Setigi berada di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik. Terletak 27 kilometer dari exit Tol Manyar, dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat selama 40 menit.
Harga tiket masuk Rp 15.000. Sementara itu, tarif parkir Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.