Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Lihat Dugong Secara Langsung? Kunjungi Alor

Kompas.com - 09/08/2020, 11:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu daya tarik di Alor adalah wisata menonton dugong. Atraksi wisata ini disebut sekaligus menjadi pintu masuk kunjungan ke Alor.

Dilansir dari Antara, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) Rocky Pekudjawang mengatakan, setiap hari orang datang dengan menyewa perahu untuk melihat dugong.

Tak salah jika atraksi wisata ini disebut mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

“Geliat ekonomi sudah tampak dari wisata menonton dugong ini," kata Rocky.

Baca juga: Mau Lihat Paus, Lumba-Lumba, atau Dugong di Habitatnya? Coba ke Sini

Dampak positif juga dirasakan warga dari usaha jasa transportasi maupun kuliner dan kerajinan tangan.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat terutama di sekitar Pantai Mali, Kecamatan Kabola, dan sekitarnya, agar tetap menjaga kelestarian ekosistem laut yang menjadi habitat dugong.

“Kehidupan dugong ini harus kita jaga dengan baik karena mutli efeknya luar biasa. Bayangkan kalau tidak ada atau ke depan menjadi punah, maka sumber pendapatan masyarakat juga akan hilang,” katanya.

Dugong di Pantai Mali, Alor.Kompas.com/Silvita Agmasari Dugong di Pantai Mali, Alor.
Dugong di Alor

Kompas.com sempat mengunjungi Alor dan ikut serta atraksi wisata menonton dugong pada 2017 silam. Plus, bertemu dan wawancara langsung dengan Onesimus Laa (51).

One merupakan aktivis lingkungan di Alor sekaligus "pawang" dugong. Ia bercerita pertama kali bertemu dengan dugong--kini jadi salah satu aktraksi wisata--pada 2009.

Sejak saat itu, One dan dugong tersebut menjalin hubungan semacam persahabatan. Hal ini dibuktikan lewat interaksi semacam komunikasi antara One dan dugong tersebut. 

Baca juga: Wisata Tak Biasa, Melihat Persahabatan Duyung dan Pak One di Alor

Seiring berjalan waktu, keberadaan dugong di Pantai Mali pun menjadi daya tarik wisata di Alor. Namun, One tidak serta merta menjadikan dugong sebagai obyek wisata.

One disebut memperlakukan dugong layaknya rekan dengan mengikuti dasar yang memikirkan keberlanjutan dugong tersebut.

"Wisata yang bertanggung jawab adalah wisata yang mengutamakankan aspek lingkungan, mendorong keberlanjutan. Supaya aset atau modal aneka hayati pariwisata tetap terjaga," kata Marine and Fisheries Campaign Coordinator WWF Indonesia, Dwi Aryo Tjiptohandono, pada 2017 silam.

Baca juga: Berapa Bujet Backpacking ke Alor?

Selain atraksi wisata menonton dugong, wisatawan juga berkesempatan untuk mengunjungi tempat wisata lain, seperti Kampung Adat Takpal, melihat Al-quran dari kulit kayu, melihat moko, hingga wisata taman laut.

Ke depan, pihaknya juga terus mempromosikan destinasi wisata dugong di Alor ke rekan-rekan pelaku wisata yang ada di berbagai negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com