Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Meningkat, Travel Bubble Australia-Selandia Baru Ditunda

Kompas.com - 09/08/2020, 15:37 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Selandia Baru menunda perjanjian travel bubble dengan Australia. Pariwisata antar kedua negara tersebut baru bisa dilakukan beberapa bulan kemudian.

Hal ini dipastikan Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Baca juga: Apa Itu Travel Bubble? Ini Penjelasan Lengkapnya

Pada Mei 2020, saat kedua negara mulai keluar dari lockdown setelah adanya penurunan drastis kasus infeksi Covid-19, terdapat beberapa usulan, satu di antaranya Selandia Baru dan Australia dapat melanjutkan pariwisata dengan melakukan travel bubble.

Mengutip Lonely Planet, Jumat (7/8/2020), travel bubble tersebut secara resmi disebut dengan “Zona perjalanan aman Covid Trans-Tasman”.

Koridor perjalanan tersebut memungkinkan perbatasan kedua negara dibuka kembali untuk perjalanan non-esensial, sementara perbatasan tetap ditutup bagi pelancong dari negara lain.

Waktu diberlakukannya koridor perjalanan belum dikonfirmasi. Namun, rencana tersebut diharapkan terealisasi sebelum musim panas.

Kendati demikian, wabah Covid-19 baru-baru ini di Melbourne yang menyebabkan keadaan darurat di Victoria membuat khawatir para pejabat. Rencana pun didorong mundur.

“Salah satu yang kami katakan sebagai bagian dari kriteria kami adalah dimana pun kami memiliki perjalanan bebas karantina, mereka harus bebas dari penularan kelompok untuk periode 28 hari,” kata Ardern dalam The AM Show, seperti dikutip dari Lonely Planet yang mengutip Sydney Morning Herald.

“Hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama bagi Australia untuk kembali ke masa tersebut,” imbuhnya.

Baca juga: Tips Wisata ke Blue Mountains Australia, Siapkan Mental

 

Ilustrasi Selandia Baru - Lake Tekapo.PIXABAY / HOLGER DETJE Ilustrasi Selandia Baru - Lake Tekapo.

Tidak ada jangka waktu kapan rencana akan dijalankan

Ardern tidak memastikan berapa lama travel bubble bakal terealisasi. Menurutnya, rencana akan ditunda selama beberapa bulan.

Ardern dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, merilis pernyataan bersama pada Mei. Pernyataan tersebut menyebutkan, kemungkinan koridor perjalanan sudah dibahas antara kedua pemerintahan.

Baca juga: 6 Keistimewaan Paspor Selandia Baru, dari Ramah Gender sampai Bisa Foto Sendiri

Pengerjaan dari rencana akan dimulai dengan membangun sebuah sistem secepat mungkin jika sudah aman untuk dilakukan.

“Kami harus berhati-hati dalam melanjutkan gagasan ini. Kedua negara tidak ingin melihat virus kembali, merupakan hal yang penting bagi setiap zona perjalanan menjadi aman,” seperti tertera dalam pernyataan tersebut.

“Melonggarkan pembatasan perjalanan pada waktu yang tepat sudah jelas akan menguntungkan kedua negara, serta mendemonstrasikan mengapa mengatasi virus lebih awal merupakan strategi yang terbaik bagi pemulihan ekonomi,” lanjut pernyataan tersebut.

 

Ilustrasi Australia - Pantai Bondi di Sydney.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Australia - Pantai Bondi di Sydney.

Perbatasan kedua negara tetap ditutup bagi negara lain

Saat ini, perbatasan negara Australia dan Selandia Baru tetap ditutup bagi non-warga negara atau pelancong tidak tetap.

Baca juga: 5 Aktivitas Musim Dingin Paling Seru di Selandia Baru

Jika di kemudian hari perbatasan negara dibuka bagi pariwisata melalui zona perjalanan aman Covid Trans-Tasman, ada kemungkinan para pelancong antar kedua negara tidak perlu melakukan karantina.

Selandia Baru mengimplementasikan salah satu lockdown terberat di dunia pada pertengahan Maret.

Saat ini, karena langkah yang cepat dan ketat, serta kepatuhan warganya--Selandia Baru menjadi salah satu negara paling aman terkait virus Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com