Proses menuju Gunung Piramid sebagai destinasi wisata minat khusus
Saat ini, baik Disparpora, Pemkab Bondowoso dan Perhutani tengah berkoordinasi dengan para pegiat alam terkait hal-hal yang harus ada di Gunung Piramid jika ingin menjadi tempat wisata.
"Kita minta masukan ke mereka. Maka dari itu prosesnya ini lama karena Gunung Piramid ini menjadi salah satu spot menarik yang menantang, tapi high risk," ungkapnya.
Risiko yang tinggi itu, kata dia, menjadikan Gunung Piramid membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan titel resmi sebagai destinasi wisata minat khusus.
Menurutnya, suatu tempat wisata yang tergolong berisiko tinggi adalah ketika kesenangan dan kenikmatan berwisata tidak sebanding dengan nyawa.
Baca juga: Selain Multazam, Pendaki Thoriq Rizki Juga Tewas di Gunung Piramid...
"Sehingga nyawa jauh lebih penting, keselamatan dan safety jauh lebih utama. Itu yang jadi pertimbangan kami," urainya.
Adakan kegiatan pelatihan pemandu gunung
Lebih lanjut, terkait segi non fisik, pihaknya telah mengadakan kegiatan pelatihan pemandu gunung.
Menurutnya, hal ini juga sudah dibantu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang mana masuk dalam dana alokasi pariwisata non fisik.
"Insha Allah tahun depan sudah ada khusus pelatihan pemandu gunung lokal. Jadi ini sebenarnya gak hanya di Argopuro, tapi juga di Gunung Raung, Ijen dan Solor," terangnya.
Ia mengatakan, hal-hal tersebut yang sedang dan akan dilakukan Disparpora Bondowoso dalam proses untuk menjadikan area Argopuro sebagai kawasan pariwisata.
Namun demikian, kata dia, hal ini tidak bisa terjadi secara cepat, tetapi dilakukan secara bertahap.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.