Tidak salah jika Ahmad Yani, pemilik salah satu agen perjalanan di TNTP, menyebut masa pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan dunia pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sebab kawasan TNTP yang selama ini menjadi primadona bagi wisatawan mancanegara tak bisa lagi diandalkan. Ratusan kapal wisata yang dikenal dengan sebutan kelotok, sudah berbulan-bulan hanya ditambat di dermaga wisata Kumai.
Padahal, untuk membuat sebuah kelotok wisata dana yang dikeluarkan bisa mencapai ratusan juta.
"Investasi membuat sebuah kapal dengan ukuran sedang sekarang kira-kira Rp 350 juta," ungkap sekretaris Himpunan Kelotok Wisata Kumai (HKWK) ini, Jumat (7/8/2020)
Karena lama tidak beroperasi, Yani terpaksa melego salah satu kelotok miliknya. Alasannya, menghindari kerusakan dan risiko tenggelam.
Hasil penjualan dialokasikan untuk biaya perawatan kelotoknya yang lain. Juga untuk operasional kantor agen perjalanannya.
Untuk urusan menutupi kebutuhan sehari-hari dan mengisi kegiatan selama pagebluk, Yani menyibukkan diri dengan membuka online shop. Setiap hari beragam barang kebutuhan rumah tangga ia promosikan di akun media sosialnya.
Meski tidak sebesar pendapatan dari jasa usaha pariwisata, Yani mengakui bisnis online shop miliknya cukup menggiurkan.
"Kalaupun nanti pariwisata kembali bangkit, usaha toko online ini akan tetap saya lanjutkan," imbuh Yani.
Harus punya usaha lain
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.