Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lomba Panjat Pinang, Dipelopori Penjajah Belanda?

Kompas.com - Diperbarui 17/08/2021, 13:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

 

Pro dan kontra acara panjat pinang

Panjang pinang yang dipercaya diperkenalkan para penjajah Belanda ke Indonesia mengundang pro dan kontra.

Salah satu pendapat kontra mengenai hal tersebut adalah panjat pinang seharusnya tidak dijadikan tradisi di acara kemerdekaan karena membawa memori pahit masa lalu.

Pemusik Harry Roesli menuturkan kepada Harian Kompas bahwa dia juga kontra terhadap lomba panjat pinang.

Baca juga: Sisi Gelap Tradisi Panjat Pinang di Hari Kemerdekaan Indonesia

"Si orang kaya menyumbang supaya ia bisa hidup aman di lingkungan itu. Supaya tidak ada yang menjarah hartanya," kata Harry seperti dikutip pada Harian Kompas, Minggu (18/8/2002).

Menurut dia, dalam perayaan hari kemerdekaan terlihat, ada kelas sosial di lingkungan masyarakat. Orang kaya biasanya hanya menyumbang saja dan tidak ikut kegiatannya.

Penggunaan pohon pinang hanya untuk acara sekali setahun pun dianggap tidak seimbang dengan nilai lingkungan karena dilakukan penebangan besar-besaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com