Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lagu Indonesia Raya dan Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

Kompas.com - 17/08/2020, 15:22 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Perayaan hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus identik dengan lantunan lagu Indonesia Raya.

Lagu tersebut merupakan karya dari Wage Rudolf (WR) Supratman yang dikumandangkan olehnya dengan iringan biola.

Jika ingin melihat biola tersebut, kamu bisa berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda. Namun, mengutip Kompas.com, Senin (28/10/2019) yang tersedia di sana hanyalah replikanya.

Biola yang selalu menemani WR Supratman itu dibuat Nicolaus Amateus Fecit menggunakan tiga jenis kayu jati, yakni Cyprus atau Jati Belanda, Maple Italia, dan Eboni.

Baca juga: Kisah Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

Biola model Amatus tersebut disimpan oleh pihak museum dan tidak dipamerkan seperti koleksi lainnya.

Alat musik bermodel Amatus tersebut memiliki panjang 36 cm, lebar sisi terpanjangnya 20 sentimeter (cm) dan sisi terpendeknya 11 cm. Sisi terlebar 6 cm dan terpendek 4,1 cm. Panjang leher biola 37,2 cm dan penggeseknya memiliki panjang 71,2 cm.

Biola WR Supratman yang menjadi ikon Museum Sumpah Pemuda terpajang rapi di dalam kaca.Intisari Biola WR Supratman yang menjadi ikon Museum Sumpah Pemuda terpajang rapi di dalam kaca.

Hingga saat ini, biola masih dalam kondisi sangat baik lantaran pihak museum selalu melakukan perawatan selama dua bulan sekali.

Bahkan pada peringatan Sumpah Pemuda tahun 2005 dan 2007, biola sempat dimainkan maestro biola Indonesia Idris Sardi.

Lagu Indonesia Raya yang melegenda

Lagu Indonesia Raya diciptakan dan diperdengarkan untuk pertama kali pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Lagu tersebut diperdengarkan secara instrumental di depan kongres dengan biolanya.

Satu hal yang menarik dari lagu Indonesia Raya adalah, tidak banyak yang tahu bahwa lagu tersebut selama ini dinyanyikan hanya satu bait saja.

WR Supratman menciptakan lagu tersebut dalam tiga bait (stanza). Dari ketiganya, stanza pertama jauh lebih populer dan dihafal masyarakat Indonesia daripada kedua dan ketiga.

Baca juga: Kisah Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

Setiap stanza memiliki cerita masing-masing. Stanza pertama tentang kebangkitan bangsa Indonesia, stanza kedua tentang kedaulatan bangsa, dan stanza ketiga tentang kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Museum Sumpah Pemuda dalam napak tilas kemerdekaan Indonesia

Museum ini memiliki peran penting dalam napak tilas kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, kemerdekaan tidak lepas dari hadirnya sosok WR Supratman.

Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).Kompas/Priyombodo Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com