PALEMBANG, KOMPAS.com - Dua unit rumah yang berusia lebih dari 200 tahun masih terlihat berdiri kokoh di Museum Balaputra Dewa Palembang, Sumatera Selatan.
Seluruh sisi bangunan nampak tak satupun dimakan rayap. Soalnya, rumah tersebut terbuat dari kayu tembesu dan ulin yang terkenal kuat dan tahan air, meskipun berusia lebih dari satu abad.
Rumah yang sudah berdiri sejak zaman kesultanan Palembang itu dikenal dengan sebutan rumah Limas.
Baca juga: Rumah Limas Haji Aziz, Warisan Budaya di Kota Palembang
Ruangan dibagi-bagi
Rumah Limas ini terbilang unik. Sebab, seluruh ruang yang ada di dalamnya memiliki tingkatan tersendiri.
Tingkatan pertama adalah Pagar Tenggalangong yang merupakan ruangan tempat bersantai.
Bilik dinding atau Lawang Kipas yang terbuat dari papan kayu tembesu mempunyai dua fungsi yakni sebagai plafon serta pembatas.
Jika bilik telah dibuka, biasanya ruangan Tenggalong ini digunakan sebagai tempat hajatan.
Kemudian, ruangan kedua disebut Jogan. Jogan artinya merupakan ruang penjagaan. Di ruangan ini ada dua kamar yang dijaga oleh pengawal khusus, yakni kamar pengantin serta tamu kehormatan.
Pengantin yang baru saja menikah, akan tinggal di kamar tersebut dan di jaga ketat oleh pengawal.
Selanjutnya, ruang ketiga yakni Gegajah yang digunakan sebagai tempat menerima tahu kehormatan pemilik rumah.
Ruangan keempat adalah ruang kerja, disini biasanya juga digunakan sebagai dapur serta lokasi untuk menenun bagi anak perempuan si pemilik rumah.
Terakhir ruangan sesimbur pengantin yang merupakan tempat mandi pengantin.
Baca juga: Melihat Wujud Asli Rumah Limas seperti di Uang Rp 10.000
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.