Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kraton Yogyakarta Tetap Buka, Alternatif Wisata Libur Tahun Baru Islam

Kompas.com - 19/08/2020, 18:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Menyambut libur Tahun Baru Islam 1442 Hijriah sekaligus merayakan pergantian Tahun Baru Jawa 1 Suro 1954 Jumakir, beberapa acara yang menimbulkan keramaian, seperti kirab ditiadakan.

Namun, Sekretaris Tepas Museum Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RA. Siti Amieroel N mengatakan, wisatawan tetap bisa mengisi waktu liburnya di Yogyakarta dengan mengunjungi Keraton Yogyakarta.

"Keraton Yogyakarta masih bisa dikunjungi. Meski istilahnya bukan buka kembali ya, tapi uji coba operasional terbatas. Kita sudah mulai itu sejak 8 Juli kemarin," kata Amieroel saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Baca juga: Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta Ditiadakan karena Pandemi

Oleh karena itu, jika kamu sedang berada di Yogyakarta, bisa mengunjungi Keraton dengan menerapkan protokol kesehatan.

Perlu diketahui, waktu operasional Keraton Yogyakarta di masa pandemi masih dibatasi yaitu mulai pukul 09.00-13.00 WIB.

Berikut aktivitas wisata yang bisa kamu lakukan di Keraton Yogyakarta

Melihat koleksi pusaka Keraton Yogyakarta

Berkunjung ke Keraton Yogyakarta, kamu akan menemukan ragam koleksi benda pusaka mulai dari peralatan rumah tangga, keris, tombak, wayang, gamelan, hingga naskah kuno yang sudah berusia lebih dari 200 tahun.

Semua benda itu ada yang disimpan dalam lemari kaca dan ada pula yang dibiarkan terbuka. Namun jangan sekali-sekali untuk menyentuh benda-benda tersebut.

Hal ini sudah menjadi peraturan dari pihak Museum Keraton Yogyakarta.

 

Penampilan tari tradisional di Bangsal Sri Manganti, Keraton Yogyakarta, Minggu (11/3/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Penampilan tari tradisional di Bangsal Sri Manganti, Keraton Yogyakarta, Minggu (11/3/2018).

Belajar sejarah berdirinya Keraton Yogyakarta

Siapa saja yang datang ke Museum Keraton Yogyakarta yang berada di Komplek Keraton, selain berwisata juga sekaligus belajar sejarah.

Baca juga: Penginapan Dekat Keraton Yogyakarta, di Bawah Rp 300.000-an

Hal ini karena terdapat beragam koleksi bersejarah yang ada di museum. Kamu bisa mengetahui bagaimana asal muasal berdirinya Museum Keraton Yogyakarta yang dimulai pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII dan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

Pembangunan museum ini juga tidak lepas dari kebangkitan ekonomi keraton yang berhasil mengolah beberapa pabrik gula yang dimilikinya.

Wisatawan mengunjungi Keraton Yogyakarta, di Yogyakarta, Jumat (5/8/2016).KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan mengunjungi Keraton Yogyakarta, di Yogyakarta, Jumat (5/8/2016).

Berfoto di Museum Keraton Yogyakarta

Tentunya, ada peraturan tersendiri ketika kamu masuk ke kawasan Keraton Yogyakarta. Kamu tak boleh sembarangan untuk berfoto ketika berada di sini.

Membawa kamera ke dalam Keraton Yogyakarta akan dikenakan biaya Rp 1.000, termasuk juga kamera handphone.

Semua wilayah Keraton Yogyakarta boleh difoto kecuali Museum Batik. Museum ini memiliki peraturan tertulis yang melarang pengunjung berfoto.

Baca juga: Sejarah, Peraturan Unik, dan Wisata Keraton Yogyakarta

Bukan tanpa alasan, hal ini karena banyaknya benda keramat milik kerajaan yang berada di Museum Batik.

Kamu juga tidak boleh berfoto dengan membelakangi Abdi Dalem. Kamu boleh berfoto dengan mereka secara berdampingan, asalkan tidak membelakangi.

Hal ini karena Abdi Dalem dianggap sebagai pegawai kerajaan yang terhormat, maka dari itu tidak boleh dibelakangi.

Harga tiket masuk Keraton Yogyakarta Rp 5.000 per orang. Lokasinya tepat berada di Komplek Keraton Yogyakarta, Kota Yogyakarta.

Jarak tempuhnya sekitar 5 menit berkendara dari Jalan Malioboro menuju ke selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com