Untuk waktunya, biasa dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00, tetapi tergantung titah raja. Tahun ini, rencananya jamasan pusaka akan diadakan pada 1 September mendatang.
Benda-benda pusaka yang dicuci seperti keris dan benda pusaka lainnya yang berada di Keraton. Adapun benda-benda pusaka ini memiliki kelas-kelas tersendiri.
"Jadi yang kelas VVIP itu harus dicuci langsung oleh Sultan. Namun, benda lainnya yang mencuci banyak sekali, tergantung kedudukan seseorang nanti ditentukan akan mencuci benda pusaka kelas mana," jelasnya.
Jamasan pusaka di Mangkunegaran
Selain di Keraton Yogyakarta, jamasan pusaka juga dilakukan di Pura Mangkunegaran, Surakarta.
Sama seperti Keraton Yogyakarta, pihak Mangkunegaran akan mengadakan ritual ini setiap memasuki bulan Suro.
Baca juga: Cerita di Balik Peringatan Malam 1 Suro
"Dilakukan pada bulan Suro. Kalau malam Satu Suro biasanya masih fokus pada pelaksanaan kirab dan wilujengan," kata Abdi Dalem Bagian Pariwisata dan Museum Pura Mangkunegaran, Joko Pramudya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/8/2020).
Ia menerangkan, malam Satu Suro bagi masyarakat Jawa sudah berlangsung sejak berabad-abad lamanya.
Ia mengaku tak bisa menjelaskan terlalu banyak seputar jamasan pusaka oleh karena ritual ini memang tidak boleh disebarluaskan ke khalayak umum.
Perayaan Satu Suro di Mangkunegaran
Penyambutan tahun baru Jawa atau bulan Suro memang tidak lepas dari kegiatan-kegiatan untuk introspeksi diri yang dikaitkan dengan perbuatan masa lalu.
Tradisi bulan Suro dianggap sebagai upaya untuk menemukan jati diri agar selalu tetap eling lan waspada dari mana sangkat paraning dumadi (harus tetap ingat siapa diri kita dan dari mana kita berasal).
Oleh karena itu, bulan Suro merupakan awal tahun Jawa yang oleh masyarakatnya dianggap sebagai bulan yang sakral atau bulan suci.
Pada malam Satu Suro, di Pura Mangkunegaran Surakarta dilakukan kirab pusaka mengelilingi tembok luar sebanyak satu kali yang dilakukan oleh keluarga, sentono, narapraja, abdi dalem, dan kerabat besar Mangkunegaran, serta masyarakat luas.
Baca juga: 7 Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram di Indonesia
Sementara itu, jamasan pusaka di Pura Mangkunegaran merupakan tradisi merawat atau memetri warisan dari para leluhur.
Pusaka ini banyak mengandung makna karena pusaka itu merupakan buah hasil karya cipta yang memiliki falsafah kehidupan, kearifan, sumber inspirasi, dan motivasi kehidupan.
"Ini sudah turun-temurun dilakukan. Benda pusaka itu dipelihara dengan cara dijamasi atau dicuci, dibersihkan. Jadi memang itu sudah sebagai perlambang keyakinan kami," kata Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.