Eddy menuturkan, perbedaan lain antara hotel syariah dengan hotel konvensional adalah tersedianya perlengkapan beribadah di setiap kamar.
Mulai dari sarung, mukena, sajadah, hingga Al-Quran semuanya lengkap. Hal ini untuk memfasilitasi tamu yang lupa membawa perlengkapan ibadah sendiri.
“Di pandemi sekarang, alat salat terbungkus rapih. Setiap tamu check-out, kita ganti bukan hanya bersihkan saja,” tutur Eddy.
Selanjutnya, setiap kamar juga dilengkapi dengan penanda arah kiblat. Namun yang membedakannya adalah arah kiblat sudah mendapat piagam dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca juga: Pemesanan Hotel Telah Meningkat sejak Juni 2020
Dalam hotel syariah, Eddy mengungkapkan, para karyawan diimbau untuk segera beribadah jika sudah memasuki waktunya.
Jika mereka secara kebetulan sedang melayani tamu, mereka diminta untuk bergantian dengan karyawan lain atau meminta izin kepada para tamu untuk beribadah terlebih dahulu.
“Kalau waktu salat masuk, semaksimal mungkin pekerjaan ditinggalkan. Saat ada tamu, jelaskan sudah masuk waktu salat. Minta izin salat, atau mereka ikut salat berjamaah silakan. Itu yang kami coba tekankan,” ujar Eddy.
Saat menginap di hotel syariah, para tamu juga tidak perlu khawatir jika melewatkan salat karena adzan akan dikumandangkan melalui pengeras suara yang berada di berbagai sudut hotel.