Meski sudah ada antusias dari tamu untuk kembali menginap, namun pihak glamping tetap mengutamakan protokol kesehatan yang ada.
Salah satunya adalah hanya membuka kamar untuk kapasitas 50 persen dari kapasitas normal. Selain itu, The Highland Park Resort Hotel Bogor juga tidak melayani tamu yang datang hanya untuk makan di restoran.
"Kita gak bisa untuk saat ini melayani tamu yang datang ke restoran. Kami hanya melayani yang menginap saja, stay saja," ujarnya.
Kemudian, untuk penerimaan tamu terbanyak berasal dari wisatawan keluarga asal Jakarta. Tamu berikutnya berasal dari Bandung dan Bogor sendiri.
Kondisi ini, diakuinya jauh berbeda ketika sebelum pandemi banyak tamu yang berasal dari luar ketiga daerah tersebut.
"Karena market kita memang domestik ya. Kalau yang mancanegara itu ada, tapi mungkin bisa dihitung jari, tapi saat-saat ini belum ada. Jadi kita saat ini fokus pada market domestik yang memang gak jauh dari lokasi kita," jelasnya.
Baca juga: Industri Hotel di Bali Setuju Tunda Pariwisata untuk Wisman, Kenapa?
Kondisi serupa juga dialami Forrester Glamping Co Bogor. Menurut Owner Forrester Glamping, Maula Rudini mengatakan, tamu terbanyak untuk saat ini memang berasal dari wilayah Jabodetabek dan Bandung.
Ia mengatakan, antusias tamu dari daerah Jabodetabek sudah kembali terjaga dengan baik setelah adanya relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun, ia menekankan bahwa pihaknya terbantu oleh adanya work from home (WFH) di mana orang tidak harus bekerja dari kantor, dan memilih untuk bekerja lewat hotel glamping.
"Antusiasme tamu kami tetap terjaga baik. Ditambah dengan keadaan wfh jadi menambah okupansi di Forrester," terang Maula.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.