Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Glamping di Bogor Naik Turun, Diisi Tamu dari Jakarta hingga Bandung

Kompas.com - 27/08/2020, 19:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Penginapan berkonsep glamour camping atau glamping belakangan menjadi pilihan masyarakat.

Hadir dengan konsep dekat dengan alam, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk memilih menginap staycation di glamping.

Namun wabah pandemi Covid-19 sempat mematikan usaha dari glamping untuk menarik kembali tamu. Bahkan beberapa glamping terpaksa tutup sementara untuk mencegah penyebaran wabah ini.

Baca juga: 4 Penginapan Glamping di Bali untuk Staycation

Berbulan-bulan menutup operasional, dalam rentang waktu Juli hingga Agustus, sudah ada beberapa glamping yang kembali dibuka.

Lalu bagaimana situasi terkini dari kondisi glamping setelah kembali menerima tamu?

The Highland Park Resort Bogor di Jawa Barat dengan berlatarkan Gunung Salak.Dokumentasi The Highland Park Resort Bogor The Highland Park Resort Bogor di Jawa Barat dengan berlatarkan Gunung Salak.

Sudah mulai terima tamu dari Jakarta

Melihat hotel glamping yang paling dekat dengan Jakarta, yaitu Bogor, sudah ada kecenderungan orang untuk kembali menginap.

Menurut Assistant Director of Sales The Highland Park Resort Hotel Bogor, Syinta, keadaan di hotel glamping sudah membaik, jika dibandingkan pada awal-awal Covid-19 muncul.

Hal tersebut ia ungkapkan karena melihat antusias tamu yang datang pada akhir pekan libur panjang 17 Agustus dan libur panjang Tahun Baru ramai membuat pemesanan kamar sudah penuh.

Baca juga: Sabtu Rebahan di Bandung, Staycation di 5 Glamping Bernuansa Alam

"Sudah cukup baik untuk kita. Kemarin weekend kita juga lumayan full yang long weekend kemarin. Grup sudah lumayan ada, terus dari pemerintah juga mulai ada meeting di tempat kami," kata Syinta saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/8/2020).

Meski sudah ada antusias dari tamu untuk kembali menginap, namun pihak glamping tetap mengutamakan protokol kesehatan yang ada.

Salah satunya adalah hanya membuka kamar untuk kapasitas 50 persen dari kapasitas normal. Selain itu, The Highland Park Resort Hotel Bogor juga tidak melayani tamu yang datang hanya untuk makan di restoran.

"Kita gak bisa untuk saat ini melayani tamu yang datang ke restoran. Kami hanya melayani yang menginap saja, stay saja," ujarnya.

The Highland Park Resort Bogor.Dokumentasi The Highland Park Resort Bogor. The Highland Park Resort Bogor.

Kemudian, untuk penerimaan tamu terbanyak berasal dari wisatawan keluarga asal Jakarta. Tamu berikutnya berasal dari Bandung dan Bogor sendiri.

Kondisi ini, diakuinya jauh berbeda ketika sebelum pandemi banyak tamu yang berasal dari luar ketiga daerah tersebut.

"Karena market kita memang domestik ya. Kalau yang mancanegara itu ada, tapi mungkin bisa dihitung jari, tapi saat-saat ini belum ada. Jadi kita saat ini fokus pada market domestik yang memang gak jauh dari lokasi kita," jelasnya.

Baca juga: Industri Hotel di Bali Setuju Tunda Pariwisata untuk Wisman, Kenapa?

Kondisi serupa juga dialami Forrester Glamping Co Bogor. Menurut Owner Forrester Glamping, Maula Rudini mengatakan, tamu terbanyak untuk saat ini memang berasal dari wilayah Jabodetabek dan Bandung.

Ia mengatakan, antusias tamu dari daerah Jabodetabek sudah kembali terjaga dengan baik setelah adanya relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun, ia menekankan bahwa pihaknya terbantu oleh adanya work from home (WFH) di mana orang tidak harus bekerja dari kantor, dan memilih untuk bekerja lewat hotel glamping.

"Antusiasme tamu kami tetap terjaga baik. Ditambah dengan keadaan wfh jadi menambah okupansi di Forrester," terang Maula.

Forrester Glamping Co di Bogor, Jawa Barat.Instagram @forresterglamping Forrester Glamping Co di Bogor, Jawa Barat.

Okupansi masih naik turun

Ketika ditanya mengenai okupansi glamping, baik dari The Highland Park Resort Hotel Bogor maupun Forrester Glamping memiliki jawaban yang berbeda.

Syinta mengatakan, okupansi di The Highland Park Resort Hotel Bogor mengalami penurunan jika dibandingkan sebelum Covid-19.

"Kalau dibandingkan sebelum Covid-19, tentu ini beda jauh ya mas. Okupansi kita per hari ini di Agustus itu 31,95 persen. Month to date-nya 34,1 persen," katanya.

Baca juga: Okupansi Hotel Bintang di Indonesia Naik 5,25 Persen

Menurutnya, pada saat sebelum Covid-19 tingkat okupansi glamping bisa mencapai 80 hingga 100 persen.

"Tentu ini menurun mas. Soalnya kan kita belum bisa full buka kamar juga kan," tambahnya.

Sementara itu, kondisi berbeda justru dialami Forrester Glamping. Maula mengakui adanya peningkatan pada okupansi glampingnya.

Namun ia tak menyebutkan berapa persen peningkatan okupansi dari glampingnya.

"Okupansi meningkat, tetapi untuk selalu menjaga keamanan dan kesehatan tamu maksimal di 60 persen occupancy rate di setiap malamnya," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah membuat kebijakan untuk memperpanjang hari libur karyawan. Hal ini dilakukan guna menjaga tim atau karyawan glamping agar tetap dalam kondisi sehat saat bertugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com