Museum yang berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani, Parit Tokaya, Kec. Pontianak Selatan ini terbagi menjadi tiga bagian, bagian Etnis Melayu, Etnis Tionghoa, dan Etnis Dayak.
Disini pengunjung bisa mengenal bagaimana perkembangan budaya di Kalimantan Barat dengan berbagai etnis di dalamnya.
Dengan luas 3.905 meter persegi, museum ini menyimpan berbagai benda bersejarah, mulai dari guci keramik, kain tenun dengan berbagai corak khas, baju adat, jenis bebatuan, mata uang yang pernah digunakan, dan masih banyak lagi.
Buka hari Minggu-Senin pukul 8.00-16.00 WIB, dengan biaya tiket Rp 3.000 untuk umum dan Rp 2.000 untuk pelajar.
Baca juga: Keren, 1.120 Telur Bisa Berdiri di Kulminasi Matahari Pontianak
Rumah adat Suku Dayak ini disebut juga Rumah Panjang. Rumah ini dibangun menggunakan kayu ulin.
Untuk memasuki rumah, masyarakat menggunakan sebatang pohon kayu kelapa utuh yang dipahat menjadi tangga.
Di dalam Rumah Betang ini terdapat ruang serba guna yang juga disewakan untuk acara-acara.
Rumah adat ini tinggi, besar dan arsitekturnya kental dengan corak Suku Daya yang didominasi warna merah, sehingga bisa menjadi spot foto yang menarik.
Pengunjung bisa memasuki komplek rumah betang ini pukul 07.00-17.00 WIB hari Senin-Sabtu.
Baca juga: Unik dari Pontianak, Ngabuburit Literasi Menyusuri Sungai Kapuas
Taman Alun-alun Kapuas
Taman alun-alun Kapuas yang berdampingan langsung dengan sungai Kapuas ini selalu menjadi tempat masyrakat berkumpul, jalan santai sambil melihat matahari terbenam.
Dari sini, pengunjung bisa menaiki "sun-set cruise", yakni kapal terbuka dengan tempat duduk plastik dan meja-meja kecil yang bisa membaa pengunjung keliling Sungai Kapuas.
Dengan biaya sekitar Rp 10.000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati matahari terbenam dari atas kapal bertingkat ini.
Bagi pengunjung yang ingin bersantai, duduk-duduk di pinggir sungai, berkeliling taman naik sepeda atau lari, pengunjung tidak perlu repot membawa makanan dan minuman sendiri, karena disini sangat banyak penjual makanan dan minuman berderet.