Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tempat Wisata Pontianak, Belajar Sejarah hingga Minum Kopi

Kompas.com - 01/09/2020, 10:20 WIB
Khenzie Godeleova,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS. com - Pontianak merupakansalah satu destinasi wisata yang perlu dikunjungi jika berencana liburan ke Kalimantan Barat.

Kota di jalur khatulistiwa ini dilalui dua sungai, yakni Sungai Kapuas dan Sungai Landak. 

Untuk sampai ke kota ini, pengunjung bisa mendarat di Bandara Internasional Supadio Pontianak, atau melalui Pelabuhan Dwikora Pontianak. 

Apa saja yang bisa dilakukan di Pontianak? 

Berikut 10 tempat wisata di Pontianak yang bisa dikunjungi. Ada wisata edukasi, sampai wisata kuliner.

Baca juga: POPULER TRAVEL: Itinerary Derawan dan Festival Buah Lokal di Pontianak

Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa, Pontianak, Kalimantan Barat.Arimbi Ramadhiani Tugu Khatulistiwa, Pontianak, Kalimantan Barat.

Tugu ini bukan sekadar bangunan tinggi sebagai ikon kota. Tugu ini merupakan titik nol garis bumi yang membelah bumi bagian selatan dengan bumi  bagian utara.

Di sini, pengunjung bisa mencoba bagaimana gaya tarik bumi sangat kencang terasa, dibuktikan dengan meletakkan telur pada lantai, maka telur bisa tegak berdiri tanpa dipegang.

Tugu Khatulistiwa ini berdiri sejak tahun 1928, dibangun oleh Belanda. Pengunjung bisa menemukan tugu ini di Jalan Khatulistiwa, Pontianak.

Pengunjung yang ingin berkunjung tidak dikenakan biaya, alias gratis.

Tugu Bambu Runcing

Air mancur yang belum beroperasi akibat perbaikan di bagian kolam air Bundaran Tugu Digulis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (19/5/2018) malam. Sudah lebih satu bulan air mancur tersebut tidak bisa dinikmati warga, setelah satu buah mobil masuk ke dalam kolam karena kecelakaan tunggal pada 6 April lalu. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI Air mancur yang belum beroperasi akibat perbaikan di bagian kolam air Bundaran Tugu Digulis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (19/5/2018) malam. Sudah lebih satu bulan air mancur tersebut tidak bisa dinikmati warga, setelah satu buah mobil masuk ke dalam kolam karena kecelakaan tunggal pada 6 April lalu. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Tugu Bambu Runcing disebut juga Tugu Digulis atau Tugu Bundaran Untan. Berbentuk bamu-bamu runcing, berwarna kuning dengan jumlah 11 buah mewakili sebelas tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat yang meninggal saat perjuangan melawan Belanda. 

Baca juga: Apa Itu Tradisi Makan Saprahan di Pontianak?

Terletak di Jl. Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak, dalam komplek Universitas Tanjungpura.

Pada malam hari terdapat lampu warna warni, dan air mancur menyala akan menghiasi sekeliling tugu. Terdapat jalur lari santai dan juga perpustakaan yang bisa dimanfaatkan pengunjung

Taman ini dibuka untuk umum, sehingga bisa diakses 24 jam tanpa pungutan biaya. 

Istana Kadriah

Istana Kadriah di Pontianak, Kalimantan BaratDok. KOMPAS TV Istana Kadriah di Pontianak, Kalimantan Barat

Istana Kadriah ini merupakan keraton bekas kesultanan Pontianak pada abad ke-17. 

Bangunannya berwarna kuning, khas warna etnis Melayu.

Baca juga: Festival Arakan Pengantin, Contoh Acara Pernikahan di Kota Pontianak

Di dalam istana masih terdapat beberapa peninggalan asli kerajaan, seperti singasana, kaca pecah seribu, foto-foto keluarga sultan, dan meriam.

Wisata edukasi sejarah ini bisa dikunjungi di Jl. Tj. Raya 1, Dalam Bugis, Pontianak. Buka dari pukul 10.00-17.00 WIB, dengan harga tiket Rp 5.000,- per orangnya.

 

Museum Kalimantan Barat di Jalan A Yani PontianakTRIBUNPONTIANAK/NI MADE GUNARSIH Museum Kalimantan Barat di Jalan A Yani Pontianak
Museum Kalimantan Barat

Museum yang berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani, Parit Tokaya, Kec. Pontianak Selatan ini terbagi menjadi tiga bagian, bagian Etnis Melayu, Etnis Tionghoa, dan Etnis Dayak.

Disini pengunjung bisa mengenal bagaimana perkembangan budaya di Kalimantan Barat dengan berbagai etnis di dalamnya.

Dengan luas 3.905 meter persegi, museum ini menyimpan berbagai benda bersejarah, mulai dari guci keramik, kain tenun dengan berbagai corak khas, baju adat, jenis bebatuan, mata uang yang pernah digunakan, dan masih banyak lagi.

Buka hari Minggu-Senin pukul 8.00-16.00 WIB, dengan biaya tiket Rp 3.000 untuk umum dan Rp 2.000 untuk pelajar.

Baca juga: Keren, 1.120 Telur Bisa Berdiri di Kulminasi Matahari Pontianak

Rumah Betang

Komisi B DPRD Sintang sidak pembangunan rumah Betang Tampun juah di Jerora Satu TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Evy Komisi B DPRD Sintang sidak pembangunan rumah Betang Tampun juah di Jerora Satu

Rumah adat Suku Dayak ini disebut juga Rumah Panjang. Rumah ini dibangun menggunakan kayu ulin. 

Untuk memasuki rumah, masyarakat menggunakan sebatang pohon kayu kelapa utuh yang dipahat menjadi tangga. 

Di dalam Rumah Betang ini terdapat ruang serba guna yang juga disewakan untuk acara-acara.

Rumah adat ini tinggi, besar dan arsitekturnya kental dengan corak Suku Daya yang didominasi warna merah, sehingga bisa menjadi spot foto yang menarik.

Pengunjung bisa memasuki komplek rumah betang ini pukul 07.00-17.00 WIB hari Senin-Sabtu. 

Baca juga: Unik dari Pontianak, Ngabuburit Literasi Menyusuri Sungai Kapuas

Taman Alun-alun Kapuas

Setelah tempat wisata edukasi, kini beralih ke tempat wisata yang biasa digunakan untuk tempat bersantai.

Taman alun-alun Kapuas yang berdampingan langsung dengan sungai Kapuas ini selalu menjadi tempat masyrakat berkumpul, jalan santai sambil melihat matahari terbenam.

Dari sini, pengunjung bisa menaiki "sun-set cruise", yakni kapal terbuka dengan tempat duduk plastik dan meja-meja kecil yang bisa membaa pengunjung keliling Sungai Kapuas.

Dengan biaya sekitar Rp 10.000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati matahari terbenam dari atas kapal bertingkat ini.

Bagi pengunjung yang ingin bersantai, duduk-duduk di pinggir sungai, berkeliling taman naik sepeda atau lari, pengunjung tidak perlu repot membawa makanan dan minuman sendiri, karena disini sangat banyak penjual makanan dan minuman berderet. 

 

Pengunjung sedang menikmati taman A.Yani, taman ini baru diresmikan pada malam pergantian tahun baru 2018. Tidak hanya menikmati suasana asri, pengunjung juga dapat mendapatkan informasi mengenai sejarah pemimpin Kota Pontianak dari masa ke masa, tempat wisata dan makanan khas, Rabu (3/1/2017)TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/CLAUDIA LIBERANI Pengunjung sedang menikmati taman A.Yani, taman ini baru diresmikan pada malam pergantian tahun baru 2018. Tidak hanya menikmati suasana asri, pengunjung juga dapat mendapatkan informasi mengenai sejarah pemimpin Kota Pontianak dari masa ke masa, tempat wisata dan makanan khas, Rabu (3/1/2017)

Taman Arboretum Sylva Untan

Taman ini menjadi ekowisata hutan kota di tengah padatnya kota Pontianak. Pohon-pohon besar akan menyejukan pengunjung yang ingin bersantai.

Baca juga: Suka Memancing? Coba Kunjungi Kabupaten Kapuas Hulu Kalbar

Taman yang terletak di Bansir Laut, Pontianak Tenggara ini, juga terdapat banyak spot foto, salah satunya catu-catur besar yang bisa dijadikan salah satu spot. 

Tanpa biaya masuk, pengunjung bisa menikmati taman yang berdiri sejak tahun 2018 lalu ini. 

Pengunjung juga bisa bermain basket dan skate board, karena disediakan tempat bermain skate dan basket. Memang taman ini diperuntukan kepada anak muda, namun tak jarang pengunjung membawa satu keluarga pun hadir menikmati taman.

Kampung Wisata Kuantan

Bagi pengunjung destinasi wisata Pontianak yang ingin berfoto-foto instagramable, Pontianak memiliki Kampung Wisata Kuantan. Disini tersedia banyak spot foto yang beragam yang terletak di pinggir tepian sungat Kapuas.

Baca juga: Sabtu, Ratusan Kapal Hias Meriahkan Karnaval Khatulistiwa di Sungai Kapuas

Selama menuju ke titik lokasi, pengunjung akan melewati rumah-rumah warga yang juga dihiasi warna mencolok dan juga gambar-gambar mural. Bahkan jalanannya pun di cat warna-warni!

Kampung Wisata Kuantan terletak di Jl. Imam Bonjol, Benua Melayu Laut, Pontianak Selatan. 

Kafe di dalam kampung buka dari pukul 16.00-24.00 WIB, setiap hari. Harga yang ditawarkan pada menu beragam, dari mulai Rp 5.000,- sampai dengan Rp 20.000,-

Kopi Asiang

Asiang sedang menyiapkan pesanan untuk para tamu. Warung Kopi Asiang berlokasi di Jalan Merapi, Pontianak, Kalimantan Barat. KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Asiang sedang menyiapkan pesanan untuk para tamu. Warung Kopi Asiang berlokasi di Jalan Merapi, Pontianak, Kalimantan Barat.
Budaya kopi di Pontianak begitu kental, salah satu warung kopi terkenal disini adalah Kopi Asiang.

Salah satu yang menjadi keunikan, yakni pembuatan kopi dibuat langsung oleh pemilik toko, tanpa mengenakan baju.

Pengunjung bisa menemukan warung kopi ini di Jl. Merapi, Benua Melayu Barat, Pontianak. 

Baca juga: Apa Bedanya Biji Kopi Robusta dan Arabika? Mulai dari Bentuk, Rasa, sampai Proses Pengolahan

Biasanya, para pekerja kantoran bisa mampir ke warung kopi Asiang terlebih dahulu pagi-pagi karena warung kopi ini sudah mulai buka dari pukul 04.00 WIB dan tutup pada pukul 13.00 WIB.

Harga secangkir kopi berkisar Rp 10.000. Kopi yang digunakan berasal dari biji kopi robusta yang menghasilkan rasa yang lembut.

Es Krim Angi

Es krim rasa green teaTRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ MAUDY ASRI GITA UTAMI Es krim rasa green tea

Berada di depan sekolah Santo Petrus, Pontianak atau tepatnya di Jl. Karel Satsuit Tubun No 8, Akcaya, es krim ini selalu ramai dikunjungi.

Apa yang membedakan es krim ini dengan es krim lainnya? Wadahnya.

Di sini pengunjung bebas memilih, menggunakan buah kelapa atau gelas sebagai wadah es krim. 

Baca juga: 7 Sajian Es Krim Khas di Dunia, Ada yang Mirip Es Serut Indonesia

Es disusun cantik, lalu disajikan dengan toping es kacang merah. Varian rasa es yang bisa dipilih; coklat, green tea, ubi, vanila, duren, anggur, dan masih banyak lagi.

Harga bervariasi, tergantung wadah yang digunakan. Namun harga berkisaran sekitar Rp 15.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com