KOMPAS.com - Bunga Edelweis atau bernama latin Anaphalis javanica merupakan satu tumbuhan yang kerap ditemukan di daerah pegunungan.
Para pendaki bisa melihat keberadaan bunga yang kerap dijuluki bunga abadi ini di beberapa gunung Indonesia, seperto Lawu, Semeru, Sindoro, Papandayan, Gede Pangrango, dan Merbabu.
Pesona dan keindahan bunga Edelweis memang memikat para pendaki untuk berhenti sejenak dan berfoto di sampingnya.
Namun, bunga ini dilarang untuk dipetik. Para pendaki bisa dikenakan sanksi berat apabila memetik bunga yang biasanya mekar antara April hingga Agustus ini.
Baca juga: Bertemu Edelweis di Lereng Bukit Wajur Flores
Hingga kini, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya masih mengatur larangan memetik Edelweis.
Aturan itu ada bukan tanpa alasan, melainkan untuk menjaga ekosistem lingkungan pergunungan yang masuk dalam kawasan konservasi.
Selain itu, masih banyak fakta lainnya tentang bunga Edelweis. Berikut Kompas.com rangkum fakta-fakta si bunga abadi ini:
1. Ditemukan 200 tahun lalu
Keberadaan bunga Edelweis di Indonesia sudah ada sejak 200 tahun yang lalu. Bunga ini ditemukan pertama kali oleh naturalis Jerman bernama Georg Carl Reinwardt.
Dilansir Tribun Travel, Georg menemukan bunga tersebut pertama kali pada 1819. Hal ini berarti, Edelweis sudah ada di Indonesia lebih dari 200 tahun. Ia menemukannya ketika berada di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan