NUNUKAN, KOMPAS.com – Desa Langgason di Lumbis Pensiangan, Nunukan, Kalimantan Utara tengah membenahi pariwisata.
Adapun pengembangan wisata mengandalkan derasnya aliran sungai Sedalit yang tidak jauh dari wilayah Malaysia.
Jernihnya air ditambah bebatuan besar di sungai yang berjarak hanya sekitar satu jam dari Malaysia ini mengundang adrenalin pecinta olahraga rafting.
"Sungai Sedalit memiliki potensi wisata dalam hal arung jeram, kita punya jeram ujud dan jeram buatan di tempat ini yang tentunya sangat berpotensi menarik wisatawan mancanegara," ujar Plt Camat Lumbis Pansiangan Lumbis, Rabu (26/8/2020).
Baca juga: Pantai Kayu Angin di Nunukan, Berpayung dan Berbangku Pelangi
Desa paling ujung di kecamatan Lumbis Pensiangan ini ditargetkan menjadi salah satu tempat wisata alam perbatasan
"Ada 13 desa di kecamatan Lumbis Pensiangan yang semuanya memiliki potensi wisata yang hampir sama, semua ada di garis perbatasan RI – Malaysia, baik pemerintah Kabupaten, pemerintah Provinsi dan Kementrian Pariwisata RI semua mendorong pengelolaan wisata di wilayah ini," kata Lumbis.
Bajik Misak, tokoh muda Dayak Agabag. Tradisi upacara bedolob merupakan pengadilan Tuhan yang diyakini Suku Dayak Agabak sebagai pengadilan yang paling adil. Karena selain disaksikan oleh leluhur mereka, pengadilan tersebut juga merupakan pengadilan dari sang penguasa alam raya.
Pengembangan desa wisata mendapat respon positif masyarakat sekitar yang merupakan suku Dayak Agabag.
Mereka menyediakan sejumlah homestay untuk tempat menginap para wisatawan. Homestay dilengkapi dengan fasilitas toilet, ranjang di kamar tidur, penerangan dan tv.
Menariknya, masyarakat sekitar mengecat homestay dengan warna warni, sehingga terlihat mencolok dan indah. Apalagi letaknya ada di pinggiran sungai yang jernih dan berarus deras.
"Bulan Oktober 2020 nanti akan dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Desa Labang, artinya 2021 kita sudah bisa menjual wisata rafting untuk mancanegara, saya yakin ini akan menjadi pusat perputaran ekonomi masyarakat perbatasan yang selama ini tak pernah ada," lanjut Lumbis.
Baca juga: Berburu Sate Today di Pasar Perbatasan Ujung Pulau Nunukan...
Untuk mewujudkan potensi tersebut, Desa Langgason mengambil sekitar 18 sampai 20 persen dari anggaran Dana Desa (DD) secara berkala untuk penyediaan peralatan rafting, perahu karet, kayak juga jet sky yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 170 juta dalam sekali belanja.
"Saya memprediksi perputaran ekonomi akan cepat, ketika ada wisatawan, masyarakat banyak berjualan, turis menginap dan tentunya desa desa lain akan hidup juga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.