Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Tunda Terima Wisman, Seperti Apa Strategi Menolong Industri Pariwisatanya?

Kompas.com - 04/09/2020, 21:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bali memutuskan untuk menunda penerimaan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang rencananya dimulai Jumat (11/9//2020) mendatang.

Keputusan tersebut sudah disampaikan langsung Gubernur Bali Wayan Koster, Sabtu (22/8/2020) lalu. Penundaan itui berdasarkan empat indikator, salah satunya karena Indonesia masih dalam zona merah kasus Covid-19.

Baca juga: Bali Tunda Pembukaan Pariwisata untuk Turis Asing

Industri pariwisata di Bali pun terpaksa bekerja lebih keras lagi karena pasar terbesar selain wisatawan nusantara (wisnus) adalah wisman.

Lalu, bagaimana strategi membantu industri pariwisata di Bali agar bisa bertahan menunggu penerimaan kembali wisman, sekaligus menarik kembali kunjungan wisatawan?

Ada sertifikasi industri pariwisata yang sudah siap dibuka

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Badung Cok Raka Darmawan mengatakan, strategi pertama yang dilakukan Bali adalah dengan memperketat penerapan protokol kesehatan melalui sertifikasi industri pariwisata.

Baca juga: Bali Tunda Buka untuk Wisman, Travel Agent Butuh Bantuan Pemerintah

"Semua destinasi yang kami miliki, industri yang ada, dan siap dibuka. Jadi bukan semua ya, artinya yang sudah buka ini yang sudah siap," kata dia.

Cok Raka menyampaikan pernyataan itu dalam webinar Voxpp Shout! bertema Lebih Jauh Kampanye Indonesia Care dan Panduan Protokol Kesehatan Untuk Daya Tarik Wisata, Jumat (4/9/2020)

Ia melanjutkan, hanya tempat yang sudahlah yang diverifikasi. Bagi yang sudah lulus verifikasi, dapat sertifikat.

Mempromosikan tempat wisata yang dapat sertifikat melalui virtual

Semua tempat wisata yang sudah mendapat sertifikat layak dikunjungi itu kemudian diinformasikan secara virtual.

Turis asing di sawah berundak Ubud, BaliDok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Turis asing di sawah berundak Ubud, Bali

Cok Raka melanjutkan, promosi secara virtual itu digunakan sebagai bahan informasi untuk wisatawan yang ingin datang ke Bali.

Gandeng Youtuber ke Bali

Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Cok Raka mengatakan bahwa strategi lainnya yang dilakukan adalah mempromosikan pariwisata Bali dengan menggandeng Youtuber.

Adapun, Youtuber yang ditugaskan untuk mempromosikan pariwisata Bali secara virtual tersebut adalah Tina Bule.

Baca juga: 5 Desa Wisata Bali yang Jadi Favorit Turis Asing

"Jadi dia mempromosikan secara virtual semua destinasi wisata kami yang ada di Bali. Dan kami di Kabupaten Badung pun sudah menerima yang bersangkutan dan memfasilitasi pada saat mereka pengambilan gambar dan mempublikasikan," ujar Cok Raka.

Pelaku usaha pariwisata bisa promosi secara virtual ke portal Dinas Pariwisata

Selain itu, sambung dia, asosiasi atau industri pariwisata yang ingin mempromosikan usahanya bisa menggunakan portal-portal pemerintah, terutama yang ada di Dinas Pariwisata.

"Kami sudah menyurati semua asosiasi dan industri pariwisata yang ada, apabila mereka ingin mempromosikan usahanya itu bisa menggunakan portal-portal yang ada di pemerintah, terutama di Dinas Pariwisata," kata Cok Raka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com