Minum Dawet Lidah Buaya
Jika selama ini minuman dawet yang pernah kamu coba adalah dawet ayu atau dawet Purworejo berasal dari tepung beras, tidak dengan dawet yang dijual di Kampoeng Pecel.
"Dawet kita ini khas hanya ada di sini saja, yaitu Dawet Aloevera atau lidah buaya mas. Itu laku keras selalu sold out. Jadi beda dengan dawet umumnya yang biasanya pakai beras," jelas Teguh.
Tampilan es dawet berwarna hijau segar ini benar-benar membuat mulut dan lidah segera ingin menyeruputnya.
Ditambah dengan tampilan mangkuk bambu yang memberi kesan estetik dan unik dari Kampoeng Pecel yang banyak ditumbuhi pohon bambu.
Belajar tentang lidah buaya
Tak hanya wisata kuliner saja, wisatawan juga bisa sekaligus belajar mengenai tanaman lidah buaya yang dibudidayakan di tempat ini.
Kamu bisa belajar bagaimana cara menanam lidah buaya, pembibitannya seperti apa bahkan cara membuat es dawet lidah buaya yang asli dari sini.
Baca juga: Umbul Ponggok di Klaten, Wisata Bawah Air yang Instagramable
"Semua ingin tahu bagaimana cara membuat cendol dawet itu bagaimana. Dari Yogyakarta, Solo pada datang mau lihat dan tahu gimana cara buatnya," imbuh dia.
Selain diajak mengetahui seluk beluk aloevera, pengunjung juga bisa belajar mengenai edukasi pertanian.
Mulai dari pembuatan pupuk organik, pupuk kompos, pembibitan dan penyemaian, perawatan hingga cara menanamnya.
Menginap di tenda
Bagi kamu penikmat alam, Kampoeng Pecel tidak hanya melulu soal wisata kuliner, kamu juga bisa bermalam di tengah hutan bambu yang masih asri ini dengan mendirikan tenda.
Pihak Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo telah menyediakan camping ground atau tempat berkemah lengkap dengan sewa tendanya.
Terdapat beberapa tenda berwarna biru yang sudah disediakan di lahan milik warga desa yang sudah tidak produktif.
Menginap di tenda ini pun tak akan merasa kelaparan, kamu bisa langsung pergi membeli pecel dan tak akan merasa kehausan dengan minum Dawet Aloevera.