Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 09/09/2020, 17:15 WIB


KOMPAS.com - Klaten memiliki satu tempat wisata baru yang dibuat atas inisiasi warga desanya akibat dampak pandemi Covid-19. Tempat wisata ini bernama Kampoeng Pecel.

Bernama Kampoeng Pecel dikarenakan tempat wisata ini menawarkan daya tarik utamanya yaitu wisata kuliner dengan hidangan khasnya makanan pecel.

Namun, tak hanya wisata kuliner saja, ada beragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan seperti camping ground, outbond hingga wisata edukasi pertanian.

Kampoeng Pecel sebenarnya bukan merupakan tempat wisata, namun terlanjur dikenal dengan nama tersebut.

Baca juga: Tempat Wisata di Klaten Siap Dibuka, Sudah Gelar Simulasi

Inisiator Kampoeng Pecel adalah Teguh dan mister Gugun Yang didukung Kelompok Wanita Tani (KWT) Anugrah, serta masyarakat Mojorejo dengan pendampingan Penyuluh Pertanian Bahrudin dan Penyuluh Kehutanan Nanik.

"Ini sebenarnya salah satu unit kami di Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo, tapi kami fokus utamanya ke Kampoeng Pecel karena bisa menarik lebih banyak konsumen," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/9/2020).

Tempat ini memiliki pemandangan berupa lahan yang ditumbuhi pohon jati besar dan bambu, namun lengkap dengan ornamen wisata seperti hiasan dan bangunan unik.

Baca juga: Kampoeng Pecel, Wisata Baru untuk Kuliner dan Selfie di Klaten

Selain itu, nuansa alam pedesaan begitu melekat bagi siapa saja yang datang untuk pertama kalinya.

Tak hanya menawarkan menu pecel, Kampoeng Pecel juga menawarkan menu spesialnya yaitu Dawet Lidah Buaya. Dawet satu ini tak bisa ditemukan di tempat lain, hanya ada di Kampoeng Pecel.

Wisatawan yang datang tengah mengambil makanan pecel di Kampoeng Pecel, Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo, Klaten, Jawa Tengah.Dokumentasi Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo Wisatawan yang datang tengah mengambil makanan pecel di Kampoeng Pecel, Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo, Klaten, Jawa Tengah.

Jalan menuju Kampoeng Pecel

Tertarik berkunjung untuk makan pecel dan minum dawet lidah buaya khas Kampoeng Pecel, atau sekadar foto-foto di spot selfie? Kamu bisa langsung mengarahkan kendaraan jika sedang berada di daerah Jawa Tengah maupun Yogyakarta.

Sebelum memulai perjalanan, kamu bisa menggunakan aplikasi Google Maps dengan mengetik nama "Kampoeng Pecel" dan nanti akan keluar rute perjalanan yang harus dilalui.

Jika kamu dari arah Solo, kata Teguh, sudah ada beberapa penanda menuju Kampoeng Pecel. Begitu juga dari arah Yogyakarta, Klaten, dan Gunungkidul.

"Kalau dari Kota Klaten sekitar 15-20 menit sudah nyampe mas. Kalau dari Solo itu sekitar 30-45 menit sudah sampe. Yogyakarta juga sekitar segitu. Karena kita ini letaknya di tengah-tengah perbatasan," jelasnya.

Baca juga: Bukit Sidoguro di Klaten, Tempat Wisata Hits Mirip Gardens by the Bay Singapura

 

Dawet Lidah Buaya khas Kampoeng Pecel. Klaten, Jawa Tengah.Dokumentasi Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo Dawet Lidah Buaya khas Kampoeng Pecel. Klaten, Jawa Tengah.

Tak usah khawatir untuk akses jalannya, kamu bisa menggunakan kendaraan mulai dari sepeda motor hingga mobil.

Baca juga: Sejarah Angkringan dari Desa Ngerangan Klaten, Kini Populer di Yogyakarta

Ia menerangkan bahwa akses jalan sudah aman dan nyaman dilalui kendaraan wisatawan baik sepeda motor maupun mobil.

Untuk tarif parkir kendaraan pun masih digratiskan karena tempat wisata ini baru dibuka dua minggu.

Harga tiket masuk Kampoeng Pecel

Sementara itu, untuk harga tiket masuk Kampoeng Pecel juga masih gratis. Wisatawan bebas menikmati unit wisata di sana seperti wisata kuliner, camping ground dan lainnya.

Namun, untuk memesan makanan seperti pecel dan minuman Dawet Lidah Buayanya, wisatawan tetap harus membayar.

Jembatan warna merah kuning yang menjadi spot selfie di Kampoeng Pecel, Klaten, Jawa Tengah.Dokumentasi Agrowisata Lereng Katresnan Mojorejo Jembatan warna merah kuning yang menjadi spot selfie di Kampoeng Pecel, Klaten, Jawa Tengah.

Untuk satu paket pecel berkisar mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000, lengkap dengan dawet lidah buaya.

Jika kamu ingin menikmati kesegaran dawet lidah buayanya saja, cukup keluarkan uang sebesar Rp 5.000.

"Pecelnya kalau paket juga bisa pesan pakai tambahan telur dan lainnya," terang Teguh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi: Jam Buka dan Harga Tiket

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi: Jam Buka dan Harga Tiket

Jalan Jalan
Tiket Pesawat untuk Periode Libur Lebaran 2023 Naik 2-5 Kali Lipat

Tiket Pesawat untuk Periode Libur Lebaran 2023 Naik 2-5 Kali Lipat

Travel Update
Kapan Hari Paskah dan Jumat Agung 2023? Simak Jadwalnya

Kapan Hari Paskah dan Jumat Agung 2023? Simak Jadwalnya

Travel Update
Promo Mudik Lebaran dengan TransNusa Rute Jakarta-Yogyakarta, Mulai Rp 400.000-an

Promo Mudik Lebaran dengan TransNusa Rute Jakarta-Yogyakarta, Mulai Rp 400.000-an

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Naik Transjakarta Saja

4 Tips Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Naik Transjakarta Saja

Travel Tips
8 Hotel di Cikampek Dekat Gerbang Tol

8 Hotel di Cikampek Dekat Gerbang Tol

Jalan Jalan
Cara ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
5 Aturan Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Tempat Wafatnya Jenderal Ahmad Yani

5 Aturan Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Tempat Wafatnya Jenderal Ahmad Yani

Travel Tips
Aktivitas di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Lihat Lokasi Penembakan Jenderal Ahmad Yani

Aktivitas di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Lihat Lokasi Penembakan Jenderal Ahmad Yani

Travel Tips
Klarifikasi Super Air Jet yang Penerbangan Rute Samarinda-Surabaya Terlambat Hampir 4 Jam

Klarifikasi Super Air Jet yang Penerbangan Rute Samarinda-Surabaya Terlambat Hampir 4 Jam

Travel Update
Rute ke Spot Riyadi, Tempat Nikmati Pagi usai Sahur di Yogyakarta

Rute ke Spot Riyadi, Tempat Nikmati Pagi usai Sahur di Yogyakarta

Travel Tips
AirAsia Akan Buka Rute Jakarta-Perth PP, Tiket Mulai Rp 1,2 Juta

AirAsia Akan Buka Rute Jakarta-Perth PP, Tiket Mulai Rp 1,2 Juta

Travel Update
Nosarara Nosabatutu, Tempat Ngabuburit di Palu dengan Panorama Alam

Nosarara Nosabatutu, Tempat Ngabuburit di Palu dengan Panorama Alam

Jalan Jalan
3 Tips Kebagian Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Datang Subuh

3 Tips Kebagian Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Datang Subuh

Travel Tips
Tarif Tol Jakarta-Cikampek 2023, Cek Sebelum Mudik 

Tarif Tol Jakarta-Cikampek 2023, Cek Sebelum Mudik 

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+