Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 15/09/2020, 19:07 WIB

KOMPAS.com - Umat Hindu akan merayakan hari Galungan, Rabu (16/9/2020). Perayaan ini identik dengan umat Hindu yang melakukan persembahyangan memuja leluhur di sanggah, merajan.

Umat agama lainnya tentu masih asing dengan perayaan Galungan. Wajar saja, orang memang lebih banyak mengenal Hari Raya Nyepi sebagai hari raya umat Hindu.

Namun, hari Galungan juga tak kalah pentingnya. Lalu apa sebenarnya hari Galungan itu?

Menurut Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali I Gede Pitana, Galungan merupakan sebuah perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Baca juga: 6 Keunikan yang Bisa Ditemui di Bali saat Galungan

"Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan atau kejahatan). Itu pemaknaan secara dongeng atau legenda," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).

Jika pengartian Galungan tersebut didasarkan pada cerita dongeng atau legenda, arti Galungan sendiri secara hakiki adalah perayaan kemampuan manusia mengalahkan musuh-musuh dalam dirinya.

Pitana melanjutkan bahwa menurut agama Hindu, musuh terbesar dan paling kuat tidak berasal dari luar, melainkan dari dalam diri manusia itu sendiri.

Pura Puseh Desa Batuan, Gianyar, Bali. SHUTTERSTOCK/GEKKO GALLERY Pura Puseh Desa Batuan, Gianyar, Bali.

Enam musuh 

Galungan merupakan saat di mana umat Hindu merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Adapun kejahatan, diyakini agama Hindu, berasal dari dalam tubuh manusia.

Pitana menyebut ada enam musuh yang harus dikendalikan umat Hindu menjelang Galungan. Enam musuh disebut juga sebagai sad ripu. Adapun bagian-bagiannya:

1. Kama artinya keinginan/hawa nafsu
2. Lobha artinya kerakusan/tamak.
3. Krodha artinya kemarahan/kebencian.
4. Moha artinya kebingungan.
5. Mada artinya kemabukkan
6. Matsarya artinya iri hati/dengki

 

"Enam itu lah musuh yang paling berat untuk dikalahkan. Galungan ini sebenarnya adalah usaha untuk mengalahkan enam musuh itu. Jadi kemenangan melawan musuh-musuh itu," ujar dia.

Pitana menambahkan, setiap orang berhasil mengendalikan enam musuh atau sad ripu tersebut, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan.

"Karena enam musuh itulah sebenarnya sumber penderitaan, sumber perasaan enggak enak, sumber kesengsaraan," tuturnya.

Sejumlah umat Hindu melaksanakan upacara dalam perayaan Hari Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (1/11/2017). Perayaan Galungan digelar untuk memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan) bagi umat Hindu, sekaligus rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atas ciptaan alam semesta beserta isinya.AFP PHOTO/SONNY TUMBELAKA Sejumlah umat Hindu melaksanakan upacara dalam perayaan Hari Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (1/11/2017). Perayaan Galungan digelar untuk memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan) bagi umat Hindu, sekaligus rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atas ciptaan alam semesta beserta isinya.

Hari Suci, bukan Hari Raya

Jika selama ini hari Galungan banyak orang yang menyebutnya dengan Hari Raya Galungan, menurut Pitana, pengucapan ini tidak lah tepat.

Seharusnya, kata dia, Galungan diucapkan dengan kalimat Hari Suci Galungan. Sebab, Galungan merupakan hari yang disucikan, bukan hari raya.

"Hari Suci Galungan. Karena hari itu hari suci, bukan hari raya. Jadi selamat merayakan Hari Suci Galungan," sambung Pitana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

40 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2023 yang Bermakna 

40 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2023 yang Bermakna 

Travel Update
Gardu Pandang Ketep Magelang, Dahsyatnya Merapi sampai Indahnya Panorama 2 Gunung

Gardu Pandang Ketep Magelang, Dahsyatnya Merapi sampai Indahnya Panorama 2 Gunung

Jalan Jalan
Spot Sunset Jakarta, Menikmati Matahari Terbenam di Halte Bundaran HI

Spot Sunset Jakarta, Menikmati Matahari Terbenam di Halte Bundaran HI

Jalan Jalan
Naik 87 Persen, Angkasa Pura I Layani 4,8 Juta Penumpang per Februari 2023

Naik 87 Persen, Angkasa Pura I Layani 4,8 Juta Penumpang per Februari 2023

Travel Update
Museum Basoeki Abdullah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Fasilitas

Museum Basoeki Abdullah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Fasilitas

Jalan Jalan
10 Wisata Tersembunyi di Ubud, Ada Pura hingga Museum

10 Wisata Tersembunyi di Ubud, Ada Pura hingga Museum

Jalan Jalan
Menara Langit Merapi di Gardu Pandang Ketep Sudah Bisa Dikunjungi Wisatawan

Menara Langit Merapi di Gardu Pandang Ketep Sudah Bisa Dikunjungi Wisatawan

Travel Update
11 Fasilitas Sea World Ancol, Kolam Hiu hingga Museum Misteri Laut Dalam

11 Fasilitas Sea World Ancol, Kolam Hiu hingga Museum Misteri Laut Dalam

Jalan Jalan
4 Desa Wisata di Ngada, Flores Masuk 500 Besar ADWI 2023

4 Desa Wisata di Ngada, Flores Masuk 500 Besar ADWI 2023

Travel Update
Desa Wisata Komodo dan Coal di Manggarai Barat, NTT Masuk 500 Besar Nominasi ADWI 2023

Desa Wisata Komodo dan Coal di Manggarai Barat, NTT Masuk 500 Besar Nominasi ADWI 2023

Travel Update
Cara Datang ke Pameran Matrajiva di Artina Sarinah, Bisa Naik KRL

Cara Datang ke Pameran Matrajiva di Artina Sarinah, Bisa Naik KRL

Travel Tips
Bukit Waruwangi di Banten: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

Bukit Waruwangi di Banten: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

Travel Tips
Wisata ke Masjid Sultan Riau Saat Ramadhan, Bisa Lihat Kitab Kuno

Wisata ke Masjid Sultan Riau Saat Ramadhan, Bisa Lihat Kitab Kuno

Jalan Jalan
16 Wisata Non-Pendakian di Gunung Rinjani Dibuka mulai 1 April 2023

16 Wisata Non-Pendakian di Gunung Rinjani Dibuka mulai 1 April 2023

Travel Update
Hari Raya Nyepi di Bali, 6 Fasilitas Publik Ini Tutup Sementara 

Hari Raya Nyepi di Bali, 6 Fasilitas Publik Ini Tutup Sementara 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+