Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galungan dan Kuningan Berbeda, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 15/09/2020, 21:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat kerap mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan secara bersamaan.

Namun, ternyata kedua hari yang disucikan bagi umat Hindu itu berbeda satu sama lainnya.

Menurut Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali I Gede Pitana, Galungan dan Kuningan berbeda hari perayaannya. Kuningan dirayakan 10 hari setelah Hari Suci Galungan.

"Jadi, katakanlah besok itu kan Galungan tanggal 16 September, maka berakhir perayaannya pada 26 September, yang disebut dengan Hari Raya Kuningan," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).

Meski berbeda hari dan tanggalnya, antara Galungan dan Kuningan masih merupakan satu rangkaian upacara Galungan.

Baca juga: Rangkaian Acara Hari Raya Galungan, Sembahyang hingga Mengarak Barong

Lalu apa yang membedakannya?

Galungan, saat di mana dewa-dewa dan leluhur turun ke bumi

Pitana menjelaskan, perbedaan pertama terletak dari inti pokok Hari Suci Galungan di mana umat Hindu merayakan turunnya Dewa-dewa dan para leluhur ke bumi dan menemui keturunannya.

Ilustrasi mengarak Barong. SHUTTERSTOCK/STEKLO Ilustrasi mengarak Barong.

"Galungan itu dewa-dewa dan leluhur turun, semua atman-atman (roh) yang sudah suci akan turun dari surga menemui keturunannya di dunia," kata dia.

Galungan juga hari di mana umat Hindu bersembahyang pada pagi hari ke pura desa masing-masing.

Kemudian, umat Hindu juga akan bersembahyang di pura keluarga hingga pura gabungan keluarga.

Momen hari Galungan menjadi makna bagi umat Hindu untuk merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Ilustrasi melakukan rangkaian ritual di Pura Tirta Empul. SHUTTERSTOCK/SONY HERDIANA Ilustrasi melakukan rangkaian ritual di Pura Tirta Empul.

Selain itu,  saat Galungan juga biasa terlihat wisatawan mancanegara (wisman) yang senang karena banyak penjor.

Penjor merupakan bambu yang dihias dengan janur dan dipasang di pinggir jalan di Bali.

Baca juga: Catat, Tips Wisata di Bali Saat Galungan dan Kuningan

Menurut Pitana, wisman kerap berkunjung ke pura untuk menyaksikan jalannya perayaan Galungan.

"Mereka tetap boleh masuk ke pura, asalkan berpakaian sopan atau adat Bali. Kedua, kalau memotret jangan pakai flash. Lalu, perempuan tidak sedang haid," sambung dia.

Namun, untuk perayaan Galungan kali ini, pemandangan tersebut tidak bisa terlihat karena Bali belum menerima wisman akibat pandemi Covid-19.

Kuningan, saat di mana dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga

Kuningan dirayakan 10 hari setelah Hari Suci Galungan. Hari Raya Kuningan dimaksudkan untuk merayakan saat di mana Dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.

"Kalau Kuningan, Dewa-dewa leluhur kembali ke surga. Puncaknya tetap di Galungan. Kuningan itu mereka sudah kembali," kata Pitana.

Pertunjukan tari Bali memeriahkan hari raya Kuningan di Pura Sakenan, Pulau Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (8/9/2012). Hari raya Kuningan menutup rangkaian hari raya Galungan yakni 10 hari sesudahnya. Kata kuningan sendiri memiliki makna ka-uningan yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.  KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pertunjukan tari Bali memeriahkan hari raya Kuningan di Pura Sakenan, Pulau Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (8/9/2012). Hari raya Kuningan menutup rangkaian hari raya Galungan yakni 10 hari sesudahnya. Kata kuningan sendiri memiliki makna ka-uningan yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.

Biasanya, orang akan mengucapkan Selamat Hari Suci Galungan dan Hari Raya Kuningan secara bersamaan pada hari Galungan.

Namun, bagi Pitana, ia lebih memilih untuk memisahkan pengucapan selamat tersebut.

"Kalau saya lebih sering memisahkannya, karena jarak 10 hari. Sekarang kita sebutkan Selamat Galungan, 10 hari kemudian kita sebutkan Selamat Hari Raya Kuningan, seperti itu," ujar dia.

Baca juga: Inilah Tradisi Mekotek di Hari Raya Kuningan

Hari Raya Kuningan juga tak terlalu dirayakan dengan meriah oleh umat Hindu di Bali. Puncak perayaan tetap ada di Hari Suci Galungan.

Oleh karena itu, wajar apabila hari Kuningan digelar secara sederhana oleh umat Hindu di Bali maupun di daerah lainnya.

"Kuningan itu kecil. Biasalah, misalnya seperti kita upacara di kantor, dibuka oleh menteri, ditutup pak Lurah, misalnya. Jadi pembukaannya besar, penutupannya sekadarnya saja," ujar Pitana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com