Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Pota, Alternatif Tempat Wisata Melihat Komodo di Flores

Kompas.com - 18/09/2020, 15:12 WIB
Markus Makur,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca, ada satu daerah lain yang juga bisa jadi alternatif melihat satwa Komodo.

Daerah tersebut adalah Pota yang merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur.

Kelurahan Pota yang terletak di utara Pulau Flores merupakan bagian dari cagar biosfer yang merupakan salah satu habitat dari Spesies Kadal Purba "Varanus Komodoensis"--selain Pulau Komodo dan Rinca.

Baca juga: Bunga Teratai dan Komodo Pota, Unggulan Wisata Manggarai Timur

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Shana Fatina, mengatakan, kehadiran satwa Komodo di Pota menjadikan Pota sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Flores dan Manggarai Timur.

"Pota ini merupakan salah satu jalur komodo yang ada di Flores dan Manggarai Timur sangat potensial dengan wisata alamnya," ungkap Shana dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

"Pota ini punya kekayaan alam yang tidak dimiliki di banyak tempat dan banyak wisatawan datang berkunjung ke sini," lanjutnya.

Baca juga: Panduan Cara Daftar Online ke Labuan Bajo dan TN Komodo

Wisata lain

Selain sebagai tempat hidup Komodo Pota, Kelurahan Pota juga memiliki tempat wisata yang sangat potensial seperti Pantai Watu Pajung dengan bentangan pasir putih memanjang.

Lalu, Danau Lotus/Teratai (Victoria Amazonica) yang dalam bahasa setempat disebut ‘Rana Tonjong" yang merupakan danau yang permukaanya ditutupi tumbuhan teratai raksasa yang merupakan teratai terbesar kedua di dunia setelah India.

Kemudian, penjelajahan (tracking) di Rugu Pota/ Komodo Pota (Varanus Komodoensis).

Baca juga: Rana Tonjong di Manggarai Timur, Danau Teratai Terbesar Kedua Dunia

 

Satwa endemik Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012).   KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESKOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Satwa endemik Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Menurut Shana, selain satwa Komodo, Manggarai Timur memiliki potensi wisata alam yang punya daya pikat sendiri untuk menarik para wisatawan datang berkunjung.

"Paska pandemi, berwisata alam sangat disarankan karena alam bisa menjadi tempat pemulihan (healing) melalui banyak aktivitas seperti tracking, yoga, kemping, atau fotografi. Banyak hal bisa kita masnfaatkan dengan berwisata alam”, ungkap Shana.

Sementara itu, Camat Sambi Rampas, Yanuarius Halyo Rahman, mengungkapkan, kehadiran BOPLBF membuktikan potensi pengembangan wisata di Kecamatan Sambi Rampas, khususnya Pota, mulai menemukan titik terang.

Baca juga: Wisata Flores, Senja di Pantai Borong dan Nangalanang Manggarai Timur

Yanuarius juga mengatakan, Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) yang digagas menjadi momentum bagi masyarakat Pota untuk mulai menyiapkan segala hal.

Adapun persiapan itu untuk menaikkan posisi tawar Pota sebagai salah satu destinasi wisata unggulan baru yang ada di Flores seiring dengan dibangunnya jalur lintas utara Pulau Flores.

“Dengan adanya pandemi ini, kita harus lebih siap dalam segala aspek, selain fasilitas penunjang seperti homestay, kapasitas masyarakat juga harus ditingkatkan salah satunya dengan disiplin menerapkan protokoler kesehatan sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengunjung”, ungkap Yanuarius.

Baca juga: Eloknya Danau Rana Kulan yang Tersembunyi di Manggarai Timur

Yanuarius kembali menekankan, pentingnya memperkuat narasi budaya masyarakat setempat sebagai salah satu cara memenuhi konten lokal yang ke depannya menjadi daya tarik wisata bagi para wisatawan.

“Wisatawan perlu kita sajikan alternatif wisata lain, karena sekarang orang berwisata tidak hanya mencari pemandangan alam, tetapi juga narasi tentang budaya setempat, dan kuliner yang bisa menciptakan kerinduan orang untuk berkunjung kembali", ucap Yanuarius.

Ilustrasi komodoKOMPAS/HERLAMBANG JALUARDI Ilustrasi komodo

Gerakan BISA

Gerakan BISA merupakan kegiatan padat karya sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan destinasi-destinasi wisata dengan menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety, Environment/CHSE secara disiplin.

Adapun titik pelaksanaan kegiatan kali ini adalah di Pantai Watu Pajung, Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 15-16 September 2020, mengusung tema Semangat Gerakan "BISA" Menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru di Destinasi Wisata Dengan Penerapan Protokol Kesehatan.

Baca juga: Uniknya Sawah Jaring Laba-laba dan Terasering di Manggarai Timur

Shana menekankan pentingnya kesadaran semua pihak menjaga kebersihan melalui penerapan protokol CHSE.

Karakter pariwisata Manggarai Timur dan Flores yang secara keseluruhan bertema alam harus memberikan masyarakat kesadaran untuk selalu berkomitmen terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, karena selain manusianya juga menyangkut keberlangsungan satwa dan biodiversitas yang ada kawasan wisata alam.

 

"Keselamatan kita semua dan para wisatawan yang datang berkunjung menjadi tanggung jawab kita bersama. Lingkungan yang bersih dan sehat juga menjamin keberlangsungan satwa dan keanekaragaman hayati di sekitar kita”, tegas Shana.

Baca juga: Wisata Flores, 9 Pantai Tersembunyi di Pesisir Selatan Manggarai Timur

Setelah melakukan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan, BOPLBF juga memberikan secara simbolis beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan protokol CHSE.

Adapun alat pendukung kesehatan yang dimaksud seperti Thermo Gun, masker dan face shield, serta alat – alat penunjang kebersihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com