BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Yuk, Simak 3 Ide Wisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

Kompas.com - 19/09/2020, 09:07 WIB

KOMPAS.com – Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan salah satu tujuan wisata populer di Indonesia. Selain wisatawan lokal, Labuan Bajo juga menjadi destinasi wisata favorit wisatawan mancanegara saat berwisata #DiIndonesiaAja.

Hal itu terbukti dari jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo yang terus meningkat setiap tahun. Tercatat, pada 2018 jumlah wisatawan ke Labuan Bajo sebanyak 163.807 orang. Angka itu naik menjadi 184.208 wisatawan pada 2019.

Bahkan, Labuan Bajo didapuk menjadi salah satu dari 5 destinasi wisata super prioritas. Pemerintah akan memfokuskan pembangunan, pengelolaan, dan pengembangannya kelima destinasi tersebut.

Seiring dengan pesatnya pembangunan di destinasi wisata prioritas tersebut, aspek keberlanjutan (sustainability) pariwisata pun turut menjadi perhatian.

Menurut Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel, konsep pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism adalah pariwisata yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi untuk masa kini dan masa depan, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

Dalam penerapannya, pariwisata berkelanjutan di Indonesia memiliki prinsip untuk memberdayakan masyarakat, melestarikan alam, dan meningkatkan kesejahteraan, serta ditambahkan aspek pengelolaan secara profesional.

Pariwisata berkelanjutan konsepnya adalah semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan," jelas Valerina dikutip dari kemenparekraf.go.id, Selasa (23/4/2019).

Karena itu, ketika suatu tempat wisata dibuka, tidak semata-mata memperhitungkan keuntungannya saja, tapi juga dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan, masyarakat, sosial, hingga ekonomi lokal.

Di Indonesia, Labuan Bajo merupakan satu dari 12 lokasi pengembangan Sustainable Tourism Observatories (STO) yang 5 di antaranya telah diakui United Nations World Tourism Organization (UNWTO) sebagai anggota International Network of Sustainable Tourism Observatories (INSTO).

Selain pemerintah, pengelola destinasi wisata, dan masyarakat lokal, wisatawan juga memiliki peran dalam memastikan penerapan konsep keberlanjutan di setiap destinasi wisata.

Berikut ulasan tentang aktivitas wisata berkelanjutan yang dapat kamu lakukan saat berlibur ke berbagai destinasi di Labuan Bajo.

Melihat komodo dari dekat

Saat berkunjung ke Labuan Bajo, rasanya tidak lengkap jika belum melihat komodo dari dekat di Taman Nasional Komodo. Destinasi wisata ini merupakan rumah bagi hewan Komodo, berbagai jenis burung, rusa, dan 254 spesies tanaman yang berasal dari Asia dan Australia.

Terdapat tiga pulau besar yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo, yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Pulau Rinca.

Keindahan Komodo di Pulau Komodo.SHUTTERSTOCK/SERGEY URYADNIKOV Keindahan Komodo di Pulau Komodo.

Pulau Komodo adalah habitat asli komodo yang memiliki luas sekitar 300 hektar. Di sini terdapat 1.727 ekor komodo yang dibiarkan bebas tanpa diberi makan.

Oleh karena itu, ketika berkeliling Pulau Komodo, disarankan menggunakan pemandu bersertifikat atau berpengalaman.

Pasalnya, pemandu bersertifikat mengetahui bagaimana kebiasaan dan tingkah laku komodo sehari-hari. Selain itu, pemandu juga mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika bertemu komodo secara langsung.

Pendampingan dengan pemandu tidak hanya memastikan keamanan kamu selama berwisata, tapi juga memastikan keamanan dan keselamatan komodo.

Menyelam bersama pari manta

Selain komodo, pari manta menjadi salah satu hewan yang paling diincar wisatawan saat berkunjung ke Labuan Bajo.

Pari manta atau Manta birostris adalah salah satu spesies ikan pari paling besar di dunia. Ketika dewasa, ukuran hewan ini bisa mencapai tujuh meter dari ujung sirip satu ke sirip lain.

Untuk melihat pari manta secara langsung, kamu bisa mengunjungi Manta Point yang terletak di perairan antara Pantai Pink menuju Pulau Taka, Makassar. Selain melihat dari atas perahu, wisatawan juga bisa menyelam dan berenang bersama pari manta.

Ilustrasi ikan pari manta.PIXABAY Ilustrasi ikan pari manta.

Namun, yang perlu diingat, untuk berenang dan menyelam dibutuhkan surat izin khusus ke Taman Nasional Komodo. Hal ini dilakukan untuk membatasi jumlah wisatawan yang menyelam agar tidak mengganggu pari manta.

Kamu tidak perlu takut ketika berenang bersama pari manta, sebab hewan ini tidak takut berada dekat dengan manusia. Pari manta juga tidak akan menyerang jika tidak merasa terganggu.

Meskipun cukup ramah, pastikan untuk tetap menjaga jarak aman, tidak menyentuh, dan mengejar pari manta. Hindari juga memberi makan hewan liar, seperti pari manta, karena berbahaya serta dapat mengubah perilaku alami mereka.

Berlayar keliling Labuan Bajo

Live on board (LoB) atau menginap di kapal merupakan cara unik dan efektif untuk menikmati berbagai destinasi wisata di Labuan Bajo. Pasalnya, kawasan wisata Labuan Bajo terdiri dari puluhan pulau yang biasanya hanya dapat dijangkau dengan kapal.

Dengan LoB, kamu bisa berkeliling mengunjungi Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Pink Beach, Manta Point, dan berbagai destinasi wisata lain dalam waktu yang terbilang singkat.

Biaya untuk berwisata LoB cukup beragam, tergantung jenis dan kelas kapal yang dipilih, durasi perjalanan, serta jumlah wisatawan. Fasilitas yang disediakan pun bervariasi, mulai dari makanan, hiburan, hingga fasilitas menyelam.

Kapal Sipuliang, kapal yang disewa untuk Live on Board di perairan Taman Nasional Komodo.Kompas.com/Silvita Agmasari Kapal Sipuliang, kapal yang disewa untuk Live on Board di perairan Taman Nasional Komodo.

Buat penggemar menyelam atau diving, wisata live on board bisa jadi pilihan tepat karena bisa membawa kamu menuju berbagai titik-titik selam.

Sedikit tips untuk yang ingin menyelam, usahakan tidak menyentuh terumbu karang atau hewan-hewan laut yang ditemui.

Jika menggunakan sunscreen, pastikan sudah mengoleskannya 30 menit sebelum masuk ke laut. Tujuannya agar bahan-bahan yang terkandung dalam sunscreen tidak membahayakan pertumbuhan terumbu karang.

Itu dia tiga aktivitas wisata alam berkelanjutan di Labuan Bajo. Tentunya masih banyak lagi kegiatan wisata lain yang bisa kamu nikmati. Hal yang perlu diingat adalah untuk selalu menjaga dan mematuhi peraturan wisata yang sudah ditetapkan.

Jangan lupa juga untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) saat berwisata. Caranya, dengan rutin mencuci tangan dengan air sabun atau hand sanitizer, menjaga kebersihan diri, selalu mengenakan masker, menjaga jarak, serta menjaga kebersihan di lingkungan sekitar.

Dengan ikut peduli dan melakukan upaya-upaya menjaga kelestarian alam ketika berwisata #DiIndonesiaAja, kamu telah berkontribusi dalam penerapan sustainable tourism di Labuan Bajo untuk masa depan pariwisata yang lebih baik.


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

4 Tips Berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Bawa Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Bawa Uang Tunai

Travel Tips
Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Travel Tips
Pendakian Arjuno-Welirang Tutup Sementara per 27 Mei 2023, Imbas Kebakaran Hutan

Pendakian Arjuno-Welirang Tutup Sementara per 27 Mei 2023, Imbas Kebakaran Hutan

Travel Update
6 Tradisi Perayaan Waisak di India, Tanah Kelahiran Sang Buddha 

6 Tradisi Perayaan Waisak di India, Tanah Kelahiran Sang Buddha 

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Keris Kuno Era Majapahit di Yogyakarta

Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Keris Kuno Era Majapahit di Yogyakarta

Travel Tips
Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Jalan Jalan
5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

Travel Tips
Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Travel Update
Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Travel Tips
7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

Hotel Story
Pengalaman Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023, Buku Impor Tak Banyak

Pengalaman Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023, Buku Impor Tak Banyak

Jalan Jalan
Rute ke Monumen Gempa Yogya di Bantul, Searah ke Pantai Parangtritis

Rute ke Monumen Gempa Yogya di Bantul, Searah ke Pantai Parangtritis

Travel Tips
Monumen Gempa di Bantul, Pusat Gempa Yogya 17 Tahun Lalu

Monumen Gempa di Bantul, Pusat Gempa Yogya 17 Tahun Lalu

Jalan Jalan
Jadwal Terbaru KA Bandara Soekarno-Hatta per 1 Juni 2023

Jadwal Terbaru KA Bandara Soekarno-Hatta per 1 Juni 2023

Travel Update
Harga Tiket Masuk Farmhouse Lembang Terbaru, Jam Buka, dan Aktivitas 

Harga Tiket Masuk Farmhouse Lembang Terbaru, Jam Buka, dan Aktivitas 

Travel Update
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com