RUTENG,KOMPAS.com - Seiring dibukanya kembali aktivitas pariwisata di beberapa tempat wisata di Labuan Bajo dan Flores, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) terus melaksanakan kegiatan padat karya melalui Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman).
Gerakan itu digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan destinasi wisata dengan menerapkan protokol Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE) secara disiplin.
Sebagai tindak lanjut dari reaktivasi wisata Kampung Adat Wae Rebo yang secara resmi dibuka kembali oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Minggu (6/9/2020), BOPLBF mulai melaksanakan Gerakan BISA di Wae Rebo, Senin-Selasa (13-14 September 2020).
Demikian siaran pers dari Divisi Komunikasi Publik BOPLBF, NTT yang diterima Kompas.com, Selasa, (15/9/2020).
Baca juga: Gubernur NTT Buka Kembali Destinasi Wisata Kampung Adat Wae Rebo
Kegiatan itu melibatkan masyarakat lokal Kampung Wae Rebo yang diharapkan dapat mempersiapkan mereka untuk kembali menerima kunjungan wisatawan.
Selain itu, gerakan BISA juga sekaligus sebagai upaya menyosialisasikan tatanan normal baru melalui penerapan standar protokol CHSE di tempat wisata.
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina mendukung masyarakat kampung adat Wae Rebo. Menurut dia, letak Wae Rebo yang jauh dan berada di ketinggian menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan.
“Penerapan protokol CHSE harus benar-benar disiplin demi keselamatan bukan hanya wisatawannya, tetapi juga masyarakatnya," kata Shana.
Baca juga: Sudah Dibuka Gubernur NTT, Masyarakat Tutup Obyek Wisata Wae Rebo
Pihaknya pun akan mengedukasi masyarakat agar benar-benar paham betapa pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan.
Penyiapan protokol CHSE juga akan dikembangkan dengan mendesain jalur evakuasi Kampung Wae Rebo, sehingga pengamanan keselamatan dan kesehatan akan lebih terjamin.
“Ke depannya masyarakat Wae Rebo juga akan dilatih tentang bagaimana mengatasi masalah kesehatan yang mendesak," imbuh Shana.
Apresiasi dikungan untuk masyarakat Wae Rebo
Sementara itu, Ketua Lembaga Pelestarian Budaya dan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam dan Budaya Wae Rebo Fransiskus Mudir mengapresiasi segala bentuk upaya untuk masyarakat Kampung Wae Rebo.
“Kami berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata melalui BOPLBF yang tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada kami," kata dia saat membuka kegiatan BISA.
Fransiskus melanjutkan, kegiatan BISA menjadi awal yang baik karena dibutuhkan masyarakat, sehinggga mereka tidak terus-terusan terkurung dalam rasa takut yang berlebihan.
Dirinya berharap agar Gerakan BISA dapat menjadi pemicu agar gaya hidup bersih dan sehat dapat makin diterapkan dan ke depannya menjadi gaya hidup masyarakat Kampung Wae Rebo.
Setelah melakukan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokol kesehatan, BOPLBF juga memberikan beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan new normal di tempat wisata secara simbolis.
Peralatan itu berupa thermo gun, masker, face shield, dan alat–alat kebersihan, seperti sapu lidi.
Penyelenggaraan yang kelima
Pelaksanaan Gerakan BISA di Kampung Adat Wae Rebo merupakan kali ke lima yang digelar BOPLBF.
Gerakan BISA pertama kali digelar di Kabupaten Sikka, menyusul Pulau Komodo, Kabupaten Ende, Kampung Air Labuan Bajo, dan kini di Wae Rebo, Kabupaten Manggarai.
Kampung Adat Wae Rebo sendiri merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Manggarai.
Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), Wae Rebo merupakan salah satu desa tertinggi di Indonesia dengan pemandangan yang sangat indah karena dikelilingi pegunungan.
Untuk mencapai desa ini, wisatawan harus trekking selama dua jam untuk mencapai desa dengan melewati 3 pos pendakian.
Namun, perjalanan itu akan terbayar dengan ramahnya penduduk, pemandangan yang indah, dan juga kopi panas asli sebagai salah satu produk perkebunan masyarakat Desa Wae Rebo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.