Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tindak Lanjuti Aktivasi Wisata Wae Rebo, BOPLBF Laksanakan Gerakan BISA

Kompas.com - 21/09/2020, 17:05 WIB
Markus Makur,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

RUTENG,KOMPAS.com - Seiring dibukanya kembali aktivitas pariwisata di beberapa tempat wisata di Labuan Bajo dan Flores, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) terus melaksanakan kegiatan padat karya melalui Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman).

Gerakan itu digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan destinasi wisata dengan menerapkan protokol Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE) secara disiplin.

Sebagai tindak lanjut dari reaktivasi wisata Kampung Adat Wae Rebo yang secara resmi dibuka kembali oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Minggu (6/9/2020), BOPLBF mulai melaksanakan Gerakan BISA di Wae Rebo, Senin-Selasa (13-14 September 2020).

Demikian siaran pers dari Divisi Komunikasi Publik BOPLBF, NTT yang diterima Kompas.com, Selasa, (15/9/2020).

Baca juga: Gubernur NTT Buka Kembali Destinasi Wisata Kampung Adat Wae Rebo

Kegiatan itu melibatkan masyarakat lokal Kampung Wae Rebo yang diharapkan dapat mempersiapkan mereka untuk kembali menerima kunjungan wisatawan.

Selain itu, gerakan BISA juga sekaligus sebagai upaya menyosialisasikan tatanan normal baru melalui penerapan standar protokol CHSE di tempat wisata.

Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina mendukung masyarakat kampung adat Wae Rebo. Menurut dia, letak Wae Rebo yang jauh dan berada di ketinggian menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan.

“Penerapan protokol CHSE harus benar-benar disiplin demi keselamatan bukan hanya wisatawannya, tetapi juga masyarakatnya," kata Shana.

Baca juga: Sudah Dibuka Gubernur NTT, Masyarakat Tutup Obyek Wisata Wae Rebo

Pihaknya pun akan mengedukasi masyarakat agar benar-benar paham betapa pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan.

Penyiapan protokol CHSE juga akan dikembangkan dengan mendesain jalur evakuasi Kampung Wae Rebo, sehingga pengamanan keselamatan dan kesehatan akan lebih terjamin.

“Ke depannya masyarakat Wae Rebo juga akan dilatih tentang bagaimana mengatasi masalah kesehatan yang mendesak," imbuh Shana.

Apresiasi dikungan untuk masyarakat Wae Rebo

Sementara itu, Ketua Lembaga Pelestarian Budaya dan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam dan Budaya Wae Rebo Fransiskus Mudir mengapresiasi segala bentuk upaya untuk masyarakat Kampung Wae Rebo.

“Kami berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata melalui BOPLBF yang tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada kami," kata dia saat membuka kegiatan BISA.

Fransiskus melanjutkan, kegiatan BISA menjadi awal yang baik karena dibutuhkan masyarakat, sehinggga mereka tidak terus-terusan terkurung dalam rasa takut yang berlebihan.

Warga Desa Adat Wae Rebo Nusa Tenggara Timur.Dokumentasi Divisi Komunikasi Publik Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo (BOPLBF) Warga Desa Adat Wae Rebo Nusa Tenggara Timur.

Dirinya berharap agar Gerakan BISA dapat menjadi pemicu agar gaya hidup bersih dan sehat dapat makin diterapkan dan ke depannya menjadi gaya hidup masyarakat Kampung Wae Rebo.

Setelah melakukan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokol kesehatan, BOPLBF juga memberikan beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan new normal di tempat wisata secara simbolis.

Peralatan itu berupa thermo gun, masker, face shield, dan alat–alat kebersihan, seperti sapu lidi.

Penyelenggaraan yang kelima

Pelaksanaan Gerakan BISA di Kampung Adat Wae Rebo merupakan kali ke lima yang digelar BOPLBF.

Gerakan BISA pertama kali digelar di Kabupaten Sikka, menyusul Pulau Komodo, Kabupaten Ende, Kampung Air Labuan Bajo, dan kini di Wae Rebo, Kabupaten Manggarai.

Kampung Adat Wae Rebo sendiri merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Manggarai.

Ilustrasi Nusa Tenggara Timur - Desa Wae Rebo.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Nusa Tenggara Timur - Desa Wae Rebo.

 

Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), Wae Rebo merupakan salah satu desa tertinggi di Indonesia dengan pemandangan yang sangat indah karena dikelilingi pegunungan.

Untuk mencapai desa ini, wisatawan harus trekking selama dua jam untuk mencapai desa dengan melewati 3 pos pendakian.

Namun, perjalanan itu akan terbayar dengan ramahnya penduduk, pemandangan yang indah, dan juga kopi panas asli sebagai salah satu produk perkebunan masyarakat Desa Wae Rebo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com