Tiga makna tradisi Mekotek
Made Sujana melanjutkan bahwa selain unik, ada juga makna dari Tradisi Mekotek. Terdapat tiga makna yang tersirat dari pelaksanaan tradisi ini.
Pertama, penghormatan kepada jasa para pahlawan karena merupakan peringatan kemenangan perang Kerajaan Mengwi dalam hal memperluas wilayah kekuasaan kerajaan saat itu.
Oleh karena itu, hingga saat ini, Tradisi Mekotek dilaksanakan setiap enam bulan sekali atau tepatnya setiap Hari Raya Kuningan.
Made Sujana melanjutkan, tradisi Mekotek dilaksanakan pada Hari Raya Kuningan karena sebelum bala tentara Kerajaan Mengwi mengadakan perlawanan, Raja bersemadi tepat pada Hari Raya Kuningan.
Makna kedua Tradisi Mekotek adalah sebagai penolak bala atau diyakini akan memberikan keselamatan dan kesuburan atau kemakmuran dalam sektor pertanian di Desa Munggu.
Ia melanjutkan, kepercayaan yang sangat tinggi terhadap tradisi itu untuk memberikan keselamatan dan kemakmuran dibuktikan oleh sempatnya dilakukan pelarangan melaksanakan mekotek oleh penjajah waktu itu, yakni Belanda.
Pada saat itu, penjajah takut karena yang digunakan sebagai media atau alat tradisi itu bukan kayu, melainkan tombak.
Baca juga: Mekotek, Adu Nyali di Puncak Kumpulan Kayu
Belanda pun akhirnya melarang tradisi itu karena takut warga akan melakukan pemberontakan atau perlawanan terhadap mereka.
Pelarangan tradisi yang dilakukan sekitar 5 kali tersebut membuat warga desa banyak yang jatuh sakit atau grubug, bahkan ada yang meninggal dunia.
Sejak kejadian tersebut, para tokoh adat Munggu kemudian melakukan negosiasi dengan pihak penjajah hingga akhirnya tradisi Mekotek kembali dilaksanakan.
Sejak itulah, tradisi Mekotek diyakini memberikan kemakmuran dalam sektor pertanian, begitu pula menangkal penyakit yang masuk ke warganya.
Makna ketiga, tradisi ini merupakan alat pemersatu warga, terutama para pemuda. Dengan melaksanakan tradisi ini, pemuda akan berkegiatan positif dan menjauhi segala macam kegiatan negatif, seperti narkoba, minuman keras, dan ugal-ugalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.