Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Mekotek, Adu Nyali di Puncak Tumpukan Kayu pada Hari Raya Kuningan

Kompas.com - 26/09/2020, 14:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Tiga makna tradisi Mekotek

Made Sujana melanjutkan bahwa selain unik, ada juga makna dari Tradisi Mekotek. Terdapat tiga makna yang tersirat dari pelaksanaan tradisi ini.

Pertama, penghormatan kepada jasa para pahlawan karena merupakan peringatan kemenangan perang Kerajaan Mengwi dalam hal memperluas wilayah kekuasaan kerajaan saat itu.

Oleh karena itu, hingga saat ini, Tradisi Mekotek dilaksanakan setiap enam bulan sekali atau tepatnya setiap Hari Raya Kuningan.

Made Sujana melanjutkan, tradisi Mekotek dilaksanakan pada Hari Raya Kuningan karena sebelum bala tentara Kerajaan Mengwi mengadakan perlawanan, Raja bersemadi tepat pada Hari Raya Kuningan.

Makna kedua Tradisi Mekotek adalah sebagai penolak bala atau diyakini akan memberikan keselamatan dan kesuburan atau kemakmuran dalam sektor pertanian di Desa Munggu.

Ia melanjutkan, kepercayaan yang sangat tinggi terhadap tradisi itu untuk memberikan keselamatan dan kemakmuran dibuktikan oleh sempatnya dilakukan pelarangan melaksanakan mekotek oleh penjajah waktu itu, yakni Belanda.

Pada saat itu, penjajah takut karena yang digunakan sebagai media atau alat tradisi itu bukan kayu, melainkan tombak.

Baca juga: Mekotek, Adu Nyali di Puncak Kumpulan Kayu

Belanda pun akhirnya melarang tradisi itu karena takut warga akan melakukan pemberontakan atau perlawanan terhadap mereka.

Pelarangan tradisi yang dilakukan sekitar 5 kali tersebut membuat warga desa banyak yang jatuh sakit atau grubug, bahkan ada yang meninggal dunia.

Sejak kejadian tersebut, para tokoh adat Munggu kemudian melakukan negosiasi dengan pihak penjajah hingga akhirnya tradisi Mekotek kembali dilaksanakan.

Sejak itulah, tradisi Mekotek diyakini memberikan kemakmuran dalam sektor pertanian, begitu pula menangkal penyakit yang masuk ke warganya.

Makna ketiga, tradisi ini merupakan alat pemersatu warga, terutama para pemuda. Dengan melaksanakan tradisi ini, pemuda akan berkegiatan positif dan menjauhi segala macam kegiatan negatif, seperti narkoba, minuman keras, dan ugal-ugalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com