Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Uang yang Digunakan pada Periode Rempah di Indonesia?

Kompas.com - 27/09/2020, 10:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Pedagang Eropa bawa mata uang paling terkenal

Rempah memiliki banyak manfaat dan merupakan salah satu komoditas yang dijadikan sebagai bahan obat di Eropa.

Itu membuatnya rempah kerap dibeli para saudagar Eropa dari para pedagang China dan Arab. Namun, mereka membelinya dengan harga yang tinggi.

Baca juga: Sejarah Rendang dan Hubungannya dengan Bangsa Portugis

Harga tersebut didasarkan pada para pedagang China dan Arab yang merahasiakan letak Nusantara untuk memonopoli pasar perdagangan rempah.

Meski begitu, lambat laun negara-negara di Eropa, seperti Portugis dan Belanda mengetahui keberadaan Nusantara.

Mengutip laman resmi Bank Indonesia, para pedagang Portugis yang datang ke Nusantara turut serta membawa Real Spanyol yang nantinya menjadi mata uang paling terkenal saat itu.

“Dalam tata niaga pada abad ke-18, Real Spanyol sangat digemari para pedagang, termasuk masyarakat Nusantara. Terkenal untuk transaksi internasional,” ungkap Winarni.

Seiring berjalannya waktu, Belanda yang sudah mulai membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dan mengusir Portugis dari Nusantara mulai memunculkan lembaga keuangan.

Hal ini karena mereka memiliki kepentingan dalam perdagangan internasional. Winarni mengatakan, VOC mendirikan De Bank van Leening pada 1746 yang nantinya berubah menjadi De Bank Courant en Bank van Leening.

Baca juga: 5 Warkop di Indonesia yang Berdiri Sejak Masa Penjajahan Belanda

Kemudian pada 1828, gedung De Javasche Bank (DJB) didirikan. DJB merupakan cikal bakal Bank Indonesia. Saat ini, gedung tersebut dimanfaatkan sebagai Museum Bank Indonesia.

“Waktu itu, DJB bertindak sebagai bank sirkulasi yang juga mencetak uang untuk kalangan di Nusantara,” pungkas Winarni.

Adapun beberapa uang yang dicetak oleh VOC adalah doit, bonk, guilder, rijksdaalder, dan ropij Jawa. Uang-uang tersebut digunakan untuk menggaji karyawan, digunakan oleh penduduk setempat, dan membayar rempah-rempah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com