"Misalnya mereka bangun homestay, biar nanti turis datang. Nah, jadi dari kemauan sendiri itu sudah ada, mungkin tantangannya faktor pendukung dari pemerintah khususnya dalam perbaikan infrastruktur," imbuh Maria.
Ajak masyarakat desa kembangkan ekowisata di Aisandami
Cerita lain datang dari Timur Indonesia, yaitu salah satu desa di Papua Barat, Aisandami. Peran Melania sebagai anggota kelompok ekowisata Wadawun Beberin Aisandami juga patut diacungi jempol.
Meski begitu, awalnya ia mengaku kesulitan karena warga atau tetangganya enggan mengikuti kegiatan untuk membangun pariwisatanya.
"Masyarakatnya awal-awal itu tidak mau. Ah, mereka tidak mau terpanggil seperti itu. Tapi kami ajak mereka yang tembak burung, yang suka tembak burung Cendrawasih, kita ajak mereka untuk jadi pemandu di sana," kata Melania.
Seperti diketahui, keunikan budaya yang ditampilkan dari Desa Wisata Aisandami memang salah satunya atraksi burung Cendrawasih.
Kampung ini juga dijuluki sebagai Kampung Wisata pertama di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Potensi wisatanya selain atraksi burung Cendrawasih adalah keindahan alam dan hasil kerajinan tangan perempuan Aisandami. Hasil kerajinan tersebut bisa dijadikan oleh-oleh wisatawan.
Baca juga: Wisata Diving di Tambrauw Papua Barat, Lihat Benda Sisa PD II
Masuknya pariwisata sebagai salah satu penopang ekonomi dan kehidupan di Aisandami juga membuat masyarakat paham akan kelestarian atau keberlanjutan alam lingkungan.
"Tadinya itu mereka suka berburu menembak Cendrawasih, sekarang sudah tidak ada itu. Mereka kan sudah jadi pemandu, jadi mereka sudah dapat ekonomi juga dari situ, tidak menembak lagi," sambung Melania.
Ia melanjutkan, burung Cendrawasih akan terus dijaga agar anak cucu kelak masih bisa menyaksikan burung itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.